Berkumpul setiap Malam Minggu terakhir di:
Griya Surya Pringsari No. 49, Kel. Pringsari, Kec. Pringapus, Kab. Semarang. (Secara tentative berkemungkinan berpindah lokasi yang akan diinformasikan melalui poster atau leaflet digital pada akun media sosial majlis gugurgunung)
TIRAKAT IV : FITRAH
TIRAKAT IV : FITRAH Setiap insan dihadirkan ke dunia dalam keadaan kudus dan fitri. Bayi adalah perwujudan cahaya, senyumnya menyenangkan, tidurnya mengundang cinta kasih, tangisnya menghibakan, ketidakberdayannya melatihkan daya tahan. Segalanya menjadi positif, tercahayai. Bayi itu tunduk pasrah, tenaganya mungil dan segala ungkapan-ungkapannya diwakilkan lewat tangisan, tapi semua orang menyayangi. Tangisannya itu seakan tidak sedang […]
TIRAKAT III : BHARATAYUDHA
TIRAKAT III : BHARATAYUDHA Disebut Pandawa adalah karena anak turun Pandu, sedangkan untuk Kurawa adalah karena anak turun Kurupati. Namun jauh sebelum Kurupati atau Destarata, tersebut pula seorang raja yang sangat berbudi pekerti luhur yang rela mengorbankan dirinya. Dialah Sang Kuru adalah raja yang kemudian menurunkan baik Pandawa maupun Kurawa. Maka yang disebut sebagai Pandawa […]
TIRAKAT II : PANDU ATAU KURU
TIRAKAT II : PANDU ATAU KURU Sebab makanan hanyalah kendaraan untuk menghantarkan cahaya, ia hanya semacam kemasan. Yang terutama di konsumsi bukan wadagnya, bukan kemasannya. Yang dinikmati adalah benih-benih cahaya di dalamnya. Benih ini dipersyarati keberadaaanya pada jenis makanan khusus yakni yang didapatkan dengan cara yang baik, benar, indah. Kenikmatan makanan itu akan terbawa dengan […]
TIRAKAT I : MENYANTAP CAHAYA
TIRAKAT I : MENYANTAP CAHAYA Bukan suatu hal asing, diketahui bahwa para leluhur kita memiliki kebudayaan yang agung. Beberapa hal yang sangat sering kita dengar adalah ; prihatin, tirakat. Puasa adalah cara Islam yang sebaris konsep dengan metode tirakat yang kita uri-uri hingga sekarang. Apalagi telah disebutkan dalam Al-Qur’an pula bahwa “ ..sebagaimana diwajibkan atas […]
DZIKIR
DZIKIR Makin hari makin manusia tetap akan memilih mekanisme yang Tuhan sudah tetapkan sebagai hukumNya. Jaman ke jaman mungkin asyik memperkaya dan memutakhirkan terus tekhnologi kebohongan, muslihat, tipu daya. Hingga seakan-akan puncak hukum yang diketahui secara umum adalah yang seperti itu. Kebudayaan jujur hanya terletak di pinggiran atau di etalase peradaban. Bahkan ada yang telah […]
MAWAS DIRI PADA GELAP TERANG
MAWAS DIRI PADA GELAP TERANG Ada panas ada dingin : panas mengembangkan, dingin membekukan. Ada terang ada gelap : terang menguakkan, gelap meyembunyikan, ada keras ada lunak : keras untuk menegaskan, lunak untuk kasih sayang. Ada laki-laki ada perempuan : laki-laki ibarat wajah (yang ternyatakan) bertemu keramaian dengan membawa kehormatan, perempuan ibarat aurat (yang tersimpan […]
MAWAS DIRI PADA MALAM
MAWAS DIRI PADA MALAM Malam memberikan keterbatasan penglihatan namun, meluaskan pandangan. Menyebarkan cakrawala ilmu dan membentangkan langit-langit pengetahuan yang digelantungi bintang-bintang pemahaman dan dirembulani pancaran cahaya nasehat, wasiat, dan fatwa. Pada waktu datangnya malam, bolehlah kita melewatkannya karena tertidur. Namun berarti sekaligus ketinggalan menyimak petuah malam yang disampaikan di waktu yang sengaja memilih kesunyian sebagai […]
MAWAS DIRI PADA PETANG
MAWAS DIRI PADA PETANG Sore memungkasi diri dan peran pengawal waktu berikutnya diambil alih oleh petang. Petang diserap dari kata ‘peteng’ yang artinya gelap. Belum malam bukan lagi sore namun sudah gelap. Inilah awal waktu perpindahan dari siang menuju malam, dari terang menuju gelap. Kondisi perpindahan ini dianjurkan untuk berada di rumah, memagari hidup. Rumah […]
MAWAS DIRI PADA SORE
MAWAS DIRI PADA SORE Mereduplah hari yang benderang menuju keteduhan. Sikap sikap yang membumbung mulai mereda dan berubah menjadi sikap sikap penuh harap. Pada jam-jam ini banyak yang sudah lelah, ada yang mengalah, ada yang menyerah, ada yang berserah. Pada sore manusia diingatkan lagi kepada kesungguhan memahami makna keindahan. Yakni keindahan yang dibawa dengan ketenangan, […]
MAWAS DIRI PADA SIANG
MAWAS DIRI PADA SIANG Ketika benderang mengungkap aneka benda dan munculah selaksa warna, sianglah menjadi petugas utamanya. Siang menganjurkan pandangan luas dan penuh keanekaan. Seiring dengan banyak yang terungkap semakin banyak pula pihak (yang terbiasa menggelapkan) merasa dirugikan. Pergesekan kutub gelap dan terang pun terhampar sebagai tema utama. Pergesekan yang menimbulkan panas, membuat orang menjadi […]