HASTA JANMA / 8 JENIS MANUSIA & JAJAH DESO MILANG KORI

aborigeny-indonezii-8-18

Untuk membangun ketahanan sosio kultural pada semua lapisan desa baik yang luas maupun yang tidak. Masyarakat menggunakan “OS” : hasta janma, yakni “Operating System” yang berisi 8 pilar ketahanan sosial budaya masyarakat. Tidak setiap padusunan ada 8 jenis manusia ini maka perlu interaksi antar dusun untuk bisa menemukan 8 pilar ini pada tingkat Kalurahan. 8 pilar ini juga penjaga martabat kemanusian dan martabat kehidupan. Dengan manusia bermartabat maka akan tergelar kehidupan yang bermartabat dan dengan manusia yang tidak bermartabat maka kehidupan pun tidak memiliki martabat yang baik.

Hasta janma juga bisa disebut sebagai : 8 jenis manusia penjaga martabat kehidupan. Ketika hajat kehidupan manusia masih dibangun dengan kesadaran martabat, 8 jenis manusia ini akan selalu dicari untuk menjadi pilar-pilar pertahanan nilai masyarakat. Delapan pilar tersebut adalah :

JANMA TANI :

Seseorang yang menugasi dirinya untuk berkontribusi di wilayah pertanian, bercocok tanam, peternakan, perikanan, pengelolaan air dan tanah. Janma tani akan memiliki ketajaman dalam hal ilmu titen berkaitan dengan musim yang baik dan yang kurang baik pada jenis tanduran. Dia akan menjadi bahan rujukan dalam hal-hal berkaitan dengan pertanian, perikanan, peternakan, dan kaitannya.

Hal-hal yang dikonsultasikan adalah seputar pranata mangsa (tatanan musim), dalam urusan Tani antaranya : kapan mulai tanam, benih apa yang baik untuk ditanam, penanggulangan penyakit tanaman, ikan-ikan dan binatang ternak. Hingga masa panen. Semuanya dengan adab dan perhitungan yang tidak dalam skala orientasi sempit keuntungan materi namun dalam skala orientasi laba kemanusiaan. Yakni memenuhi sisi yang utuh, laba secara materi tidak kehilangan laba kemanusiaan. Panen secara materi juga sekaligus panen kasih sayang, panen rasa syukur, panen kegembiraan lahir dan bathin.

JANMA UJAM DHUDUKAN :

Seseorang yang menugasi dirinya untuk berkontribusi di wilayah kesehatan dan pengobatan. Ia merasa mendapatkan karunia ilmu dari tuhan dalam bidang tersebut dan ingin dipergunakan kepada seluas-luas makhluk Tuhan pada batas yang bisa ia jangkau. Seorang Janma Ujam Dudukan akan memiliki kepiawaian dalam meracik tanaman, dedaunan, akar-akaran yang bisa berguna untuk menjaga agar tubuh bisa bekerja secara optimal. Upaya menyembuhkan untuk tubuh yang sedang ditimpa sakit. Dan mempertahankan agar metabolisme dan sistem kerja tubuh tetap baik dan berusia panjang. Janma Dudukan pada intinya membantu memerbaiki kondisi manusia yang sakit untuk bisa kembali sehat. Ada 3 jenis sakit yang sering menimpa manusia, 2 diantaranya bisa diupayakan penyembuhannya dan 1 yang tidak bisa. Yang pertama sakit yang bersifat medis, jenis ini bisa diupayakan penyembuhannya. Yang kedua : Sakit yang bersifat non-medis, seperti teluh, tenun, santet, dlsb. Inipun masih bisa diupayakan penyembuhannya. Yang ketiga sakit akibat karma : yang ketiga ini harus dijalani oleh yang bersangkutan karena sakitnya itu berfungsi membersihkan dirinya dari resiko penyakit hati yang merusak bukan hanya jiwa, raga namun juga ruhaninya.

JANMA PRAJURIT :

Adalah seseorang yang memiliki karakter WIRARASA yang dominan, pada karakter tersebut ia ingin mengkontribusikan kepada masyarakat. Wirarasa adalah rasa keperwiraan, ketangguhan, keperkasaan, kepiawaian dalam olah kanuragan dan pertandingan mengadu kekuatan di medan laga. Seorang janma prajurit seakan-akan menjadi pihak yang paling siap memasuki ‘Jurit’ (peperangan) karena kesiapan dan kapabilitasnya dalam hal tersebut. Di tengah masyarakat, sebab dahulu pada tingkat petani saja memiliki wirarasa, maka untuk janma prajurit keunggulannya adalah kemampuan keperwiraannya yang di atas rata-rata. Ia bisa menjangkau pengetahuan kesaktian, pandai mengatur strategi dan siasat, bisa mengayomi dan  sehingga layak ditunjuk sebagai pihak yang bukan hanya mahir dalam dunia keparajuritan namun memiliki sikap pamomongan yan lembah manah andhap asor.

JANMA PANYARIK :

Janma ini adalah janma yang kuat dalam hal literasi, kepustakaan. Panyarik atau pangniarik ini kemudian tersisa sebagai istilah ‘carik’ pada jaman sekarang. Setiap desa memiliki Janma panyarik yang diambil dari seseorang diantara padusunan dalam kawasannya. Bersambung…

Masih ada 5 Janma yang lain yang belum diurai dalam tulisan ini. Sebagai cicilan hari ini, 3 janma dahulu. Besok disambung tentang Janma Panyarik dan ke 4 Janma yang lain dan kaitannya dengan Jajah Deso Milang kori.

TIM GUGURGUNUNG

06 JULI 2017

Facebooktwittertumblr
Posted in Pranatan.