REMBUG LANGKAH MAIYAH ORGANISME MAJLIS GUGURGUNUNG & SEKITAR

Hari Sabtu tanggal 12 November 2016 Majlis Gugurgunung semacam mendapat hajatan istimewa lantaran kehadiran banyak sedulur yang bersama-sama hadir dari beberapa penjuru untuk ngombyongi rembug Songolasan. Meskipun acaranya Cangkruk Songolasan, namun bulan ini dilaksanakan seminggu sebelum tanggal 19. Berkaitan dengan respon yang tidak bisa ditunda-tunda untuk mengapresiasi isi yang tertulis dalam TAJUK 8 NOV 16 & TAJUK 12 NOV 16.

Cangkrukan Songolasan selain bersama penggiat Maiyah Ungaran-Semarang sekitar, juga hadir sedulur Maiyah dari Jepara juga sedulur Maiyah dari Waro’ Kaprawiran Ponorogo, Madiun, Yogyakarta. Meskipun kehadiran sedulur Maiyah ini tidak lantas diterjemahkan sebagai wakil simpul, namun hal demikian tentulah sebuah kegembiraan khusus yang tidak setiap saat bisa terjadi. Salah satu pembahasan malam ini ialah terkait dengan tulisan dari Bapak Maiyah Muhammad Ainun Nadjib pada Caknun.com yang diunggah pada tanggal 8 November 2016 yang memberikan anjuran pemikiran kepada masyarakat luas untuk melangkah usai kejadian 4 November 2016 di Jakarta.

Kegiatan rembug ini bertempat di Rumah Makan Mas Mundari (RM Superhot) Ngempon- Karangjati, Ungaran. Mas Dian selaku moderator membuka acara pada pukul 20.45 WIB. Dimulai dengan wasilah oleh Mas Kafi, kemudian Munajat Maiyah oleh Mas Jion.Continue reading

“Musyawarah Darurat Ummat Islam Indonesia” dan “Menuju Majelis Darurat Permusyawaratan Rakyat Indonesia”

Sampai 71 tahun merdeka, rakyat Indonesia semakin didera masalah. Dihimpit, dibelit dan dikurung kompleks persoalan-persoalan. Dan berhubung mayoritas warga negara Indonesia adalah Ummat Islam, maka merekalah yang paling menderita. Di tahun 2016 ini mereka bukan hanya semakin menderita secara ekonomi, tapi diposisikan terhina secara politik, kemanusiaan dan keagamaan.Continue reading

Nuansa Salam Nusantara II

Majlisgugurgunung:: Beberapa aspek salam yang telah diaplikasikan secara turun-temurun

  1. Permisi atau memohon ijin, dengan konsep bahwa kemanapun mengalami perjumpaan sangat dianjurkan untuk mengajukan ijin, meskipun hanya berjumpa saling berpapasan. Hal ini dengan asumsi bahwa kehadiran kita akan menjadi pengunjung bagi dunia pihak lain, begitupun sebaliknya. Maka sebagai yang hadir hendaklah menyampaikan ijin sebagai ikrar bahwa kehadirannya tidak untuk mengusik kehidupan yang lain.
  2. Mengabarkan bahwa hari ini adalah hari yang indah, adalah karena keberadaanmu yang ikut memperindahkannya. Dengan asumsi bahwa sebuah peristiwa hari akan menjadi indah karena segala unsur di dalamnya memangku harmoni dan saling mengindahkan. Keberadaan seseorang yang juga bagian dari unsur hari merupakan faktor yang sangat diakomodir karena dianggap ikut menentukan apakah hari akan indah atau kurang indah.
  3. Mendoakan bahwa dalam setiap kejadian yang indah hendaknya terserap dalam sanubari masing-masing orang untuk lebih terdorong mengembangkan keindahan dan mengemban langkah dalam konsep keindahan. Ini semacam doa keselamatan, bahwa hari senantiasa diawali dengan butiran-butiran dan tetesan-tetesan bening layaknya embun. Maka diharapkan hilangnya embun bukan karena menjadi keruh namun karena menguap menyatukan diri kepada dinamika hari.
  4. Semangat, bahwa setiap hari ataupun setiap perjumpaan layaknya pertemuan sinar fajar mentari kepada penghuni bumi. Dengan kemudian diekspresikan bagi para burung untuk menyalurkan gairah semangat tersebut dalam kicauan suaranya. Burung juga digolongkan sebagai aves (secara filologi berkait dengan ava, aiva, ayva, aywa, dlsb), dimana ayam termasuk di dalamnya. Kita semua tahu bahwa ayam sebagai salah satu golongan burung yang paling dini merespon hari dan menebarkan salam kegembiraan.
  5. Spirit harmoni, jika sapaan-sapaan ini terimplementasikan dengan apik dalam hiruk-pikuk kehidupan maka akan cepat terjadinya harmoni.

Continue reading

Nuansa Salam Nusantara I

Majlisgugurgunung:: Aywa : Kata Aywa sudah sangat tidak lazim didengar apalagi diucapkan. Kata sesungguhnya merupakan kata induk dari berbagai varian sapaan. Aywa adalah penggalan kata dari Rahayo : Rah – Ay – wa, Ra – Ha – Ywa. Rah adalah spirit atau kosmis atau jagat dan Aywa adalah keindahan. Maka Rahaywa secara sederaha bisa diartikan sebagai : “spirit keindahan”. Dari Rahaywa menjadi Rahayo ini kemudian berubah menjadi Rahayu.

HAyu : Sudah tidak lagi menjadi kata sapaan tapi sebagai kata sifat, yang berarti cantik, elok, indah, menggetarkan. Hal ini bersentuhan sebuah makna yang menyalurkan perasaan yang penuh gairah dan bersemangat.Continue reading