MajlisGugurgunung:: Reportase 28 Mei 2016-bertempat di Gedung Taman Bermain Qomaru Fuady – Balongsari, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Cangkruk Budidoyo di Majlis Gugurgunung dimulai pada pukul 23.00 karena sebelumnya ada pengajian khataman di masjid Balongsari, dan Majlis Gugur Gunung mendapatkan undangan untuk acara tersebut. Acara rutin bulanan Majlis Gugur Gunung kali ini pun sedikit berbeda dari pada bulan-bulan lalu, dikarenakan sebagian besar jama’ah yang terlalu lelah sehabis mengikuti kegiatan Ihtifal Maiyah yang diadakan di Menturo,Jombang (Rumah Cak Nun) dan baru sampai di Semarang pada sore harinya. Sehingga acara kali ini dibikin sedikit santai oleh Mas Agus, walau dengan demikian tidak mengurangi niat kami untuk berdiskusi seperti biasa.Continue reading
Tag Archives: majlis gugur gunung
Ngkopeni Lan Ugo Ntegesi
Majlisgugurgunung:: Ada dua hal yang mungkin bisa menjadi pedoman dalam hidup yakni Iman dan Taqwa jika mentadabburi pada Surah Al Maidah ayat 65 yang mengatakan:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخَلْنَاهُمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Sekiranya Ahli Kitab itu beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan mereka dan mereka tentu Kami masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.Continue reading
KEBIJAKAN WONG NGACENGAN DAN INDAHNYA MENJADI PURIK
Majlis gugurgunung
Kesetiaan Terhadap Nilai
Majlis Gugurgunung 26 Maret 2016 – Bertempat di Gedung taman bermain Qomaru Fuady – Balongsari. Cangkruk budi doyo di majelis gugur gunung ini diawali dengan pembacaan Ummul Kitab yang ditujukan kepada Rasululloh SAW, keluarga, saudara, pepunden wilayah balongsari, dan seluruh makhluk yang dicintai jama’ah yang dipimpin oleh Mas Agus Wibowo. Suasana begitu kusyu saat pembacaan Al Fatihah, jama’ah juga terlihat begitu menikmati kekhusyukan malam itu. Setelah Al Fatihah selesai dibacakan, dimulailah dengan tema kesetiaan terhadap nilai.
Kesetiaan Terhadap Nilai
majlisgugurgunung:: Di sebuah negeri, ketika semua rakyatnya sejahtera, apa yang diimpikan? Mengembalikan pertikaian atau membagi kepada lebih luas segmen dalam hal kesejahteraan. Masyarakat Kawi memilih yang kedua, yakni memperluas segmen di muka bumi untuk menikmati kesejahteraan, dengan konsekuensi terbelit atau terjebak pada lipatan-lipatan kedunguan dan hipokrisi.
Menahapi langkah memperluas curahan kesejahteraan sama halnya membumikan diri. Bangsa Kawi tengah melepas sandhangan mitologi dan legenda keberadaannya. Dari yang dianggap sebagai bangsa para dewa menjadi bangsa manusia biasa. Dari yang tadinya diletakkan sebagai sakti mandraguna menjadi jelata yang mempersembahkan bakti kehidupannya dengan kesantunan. Dengan ini, sedikit demi sedikit nuansa ketakutan berubah menjadi ketakdziman dari masyarakat belahan bumi lain kepada bangsa Kawi. Continue reading