Membuat KePUTUSan

Kami akan menggunakan kerangka berfikir apa, kenapa dan bagaimana.

  1. Apa

Membuat keputusan adalah sebuah perbuatan yang dilakukan manusia dalam menjalani sesuatu untuk menjaga stabilitas hidup, atau lingkup yang lebih luas, misalnya: keluarga, kampus bahkan negara.

  1. Kenapa

Kenapa harus membuat keputusan?

Karena keputusan akan membuahkan Undang-Undang atau pagar bagi siapa saja baik bagi manusia, atau bahkan bagi kandang kambing, agar kambingĀ  terjaga dan aman dalam melakukan aktifitas.Continue reading

REPORTASE TANCEP KAYON 2017 : SERAT PAMOMONGAN

Tancep kayon merupakan sebuah tradisi dari Majlis GugurGunung setiap akhir tahun. Tahun ini diadakan pada 30 Desember 2017 yang bertempat di Balai Desa Klepu, Karangjati, Ungaran.

Sekitar jam 20.14 Tancep Kayon dimulai dan dimoderati oleh Mas Norman dan Mas Jion.

Dimoderatori awal oleh Mas Norman dan Mas Jion. Sekitar jam 20.14 malam dibuka dengan pembacaan Al Qur’an oleh Mas Amri, dilanjutkan Do’a Wasilah dan Sholawat Nariyah oleh Mas Tyo, dan pembacaan Munajat Maiyah oleh Mas Jion.

Usai pembacaan Munajat, dimulailah pagelaran Wangker Bayu dengan lakon Bimo Suci. Sekitar satu jam pagelaran berjalan, tepuk tangan dulur-dulur sebagai apresiasi kepada Wangker Bayu

Pagelaran Wangker Bayu dengan lakon Bimo Suci

dan sekaligus sebagai tanda telah berakhirnya pagelaran Wangker Bayu malam ini.Continue reading

SEKELUMIT TENTANG “TANCEP KAYON” MAJLIS GUGURGUNUNG

Gugurgunung memiliki tradisi tahunan yang diberi nama “Tancep Kayon”. Dinamakan demikian dengan landasan konsep bahwa Majlis ditutup. Ke depan akan dipungkasi atau dilanjutkan ditentukan pada saat “Tancep Kayon” itu. Jika tidak berlajut, maka Tancep Kayon sebagai upacara penutupan. Jika akan lanjut tahun depan maka Tancep Kayon dalam rangka menegaskan perjalanan proses satu tahun.

Dikarenakan Tancep Kayon berada pada dua kemungkinan di atas maka ‘sifat’ Gugurgunung tidak banyak terlibat, lebih berjarak dan hanya mendapat laporan perkembangan saja atas segala proses yang ditempuh keluarga Gugurgunung. Semua hal direngkuh, dipikirkan, disunggi sebagai hajat bersama. Baik pra, saat, dan paska acara. Persembahan berupa perform, dan tanda kegembiraan lain dirembug tanpa melibatkan ‘sifat’. Yang membahagiakan, ternyata kegiatan ini senantiasa mendapat tanggapan dan respon dari berbagai pihak yang tidak hanya dari area Ungaran atau Semarang. Saudara Maiyah seperti dari Tuban, Pasuruan, Jogja, Kendal, misalnya, pada beberapa kali Tancep Kayon termasuk pada tahun ini ikut merasa terpaut untuk terlibat pada kegiatan ini. Bahkan, pada saat acara masih dihadiahi kunjungan dari puluhan Simpul yang turut serta ngombyongi upacara yang seolah-olah menjadi momen terakhir Majlis ini.

Pada tahun ini, tanpa dinyana saudara Magelang (Maneges Qudroh) menghadiahi dengan menghadirkan grup Jodo Kemil yang sudah sering memghiasi acara Maiyahan di Maneges ataupun Mocopat Syafaat.

Cara ini sudah menjadi tradisi yang berlangsung sejak tahun pertama perjalanan Gugurgunung. Tahun ini Tancep Kayon menjadi akan yang ketiga kalinya. Agar mengingat kembali proses, mengenang perjalanan, evaluasi, dan membangun sikap secara lebih tegas dari hasil bahasan dan gapaian yang telah ditempuh.

Menurut ‘sifat’ Gugurgunung, tradisi ini akan memberikan bukti secara akurat tentang bagaimana kreatifitasnya, tanggungjawabnya, solusi-solusi yang ditempuh, bagaimana kekompakan, sayuk rukunnya, menjaga irama, inisiatif dan kerjasama antar dan inter personalnya para wadyabala Gugurgunung. Bukti tersebutlah yang akan menjadi dasar bagi ‘sifat’ untuk menetukan apakah Majlis Gugurgunung perlu dilanjutkan atau tidak.

 

Tahun 2015 : Tancep Kayon – Sandal Peradaban

Tahun 2016 : Tancep Kayon – Kembul Malaikatan

Yang akan dilaksanakan tahun ini :

Tahun 2017 : Tancep Kayon – Serat Pamomongan

Serat Pamomongan
sesolah, sesulih, sesuluh

“Serat Pamomongan”
sesolah, sesulih, sesuluh

Pamomongan :

Sedikit remind, Pamomongan merupakan tema besar untuk perjalanan MGG pada tahun 2017, tema tersebut awalnya diusulkan oleh Mas Jion kemudian disetujui oleh Mas Agus dan disepakati oleh seluruh keluarga Majlis Gugurgunung. Ini berarti seluruh sub tema yang akan diusung pada acara rutinan Majlis Gugurgunung pada tiap bulannya mengandung esensi Kepamomongan.

Ini sudah menginjak bulan ke 12. Seperti sebelumnya, Majlis Gugurgunung mempunyai tradisi Tancep Kayon pada akhir tahun. Alhamdulillah tema demi tema pada tiap bulannya dapat tersaji kan dan terdiskusikan dengan baik. Kami meyakini, ini terjadi salahsatunya karena adanya peran Pamomongan pada masing masing personal Keluarga Majlis Gugurgunung, meliputi Kepamomongan terhadap kahanan, waktu, kesibukan, realitas dan fenomena, ego, Fikiran, dll. Bagi kami ini adalah pencapaian yang harus kami syukuri, dan fenomena yang menarik tersebut sangat sayang untuk terlewatkan begitu saja. Untuk itu, kami mencoba mengevaluasi, mbundeli, mensuratkan apa yang tersirat dari serangkaian tema satu tahun ini menjadi “Serat Pamomongan”, yang juga kita angkat sebagai Tema pada momentum penting Tancep Kayon.

Bungah Sumringah Mbangun Katresnan

Sabtu, 4 November 2017 adalah hari yang mengharu biru buat teman-teman JM SP. Betapa tidak, SP yang kegiatannya hanya itu-itu saja di_silaturahim_i oleh JM Gugurgunung Ungaran Semarang yang dinahkodai oleh Mas Agus Wibowo. Mereka menyempatkan diri dan mengorbankan waktu sebelum menghadiri Pengajian Padang Mbulan di Menturo-Jombang.

Tengah malam, beliau WA saya dan saya baru melihat dan membaca di pagi hari kalau beliau dan teman-teman Gugurgunung akan mampir ke rumah.

Pagi itu juga saya koordinasi dengan teman-teman SP melalui chat pribadi maupun WAG. Selama 30 menit tidak ada yang merespon, dan saya memahami karena di pagi hari aktivitas mereka begitu padat. Ada yang pergi ke pasar, menyiapkan anak berangkat sekolah, serta aktivitas-aktivitas yang menyita waktu lainnya.

Beberapa menit kemudian ada yang merespon. Koordinasi pertama yang kami lakukan adalah soal lokasi tempat. Dan yang paling representatif yaitu di tempat Cak Taufik, karena ruangannya luas semacam aula di lantai dua dan dekat dengan toilet. Ternyata Cak Taufik sedang perjalanan ke Banyuwangi. Akhirnya Cak Rohim menyediakan diri untuk rumahnya ditempati. Alhamdulillah…

Point kedua yaitu, siapa yang akan menemani mereka? Saya sendiri hari Sabtu masih harus bekerja setengah hari. Akhirnya Cak Hasan siap menemani sampai jam 9:30 karena harus ke Jombang. Cak Rohim dan Cak Irul siap sepanjang hari menemani serta Cak Sule yang juga tidak ketinggalan ikut menyambut mereka, meski kemudian di siang hari mendadak ijin karena ada kerabat (Pak De istrinya) yang meninggal dunia.

Tugas pun segera dibagi, siapa yang pergi ke pasar, siapa yang menyiapkan sarapan, dan siapa yang stand by di Cak Rohim. Saya sendiri memonitor perjalanan rombongan sambil kontrol aktivitas teman-teman di rumah Cak Rohim melalui WAG, dan tak terasa jam masuk kerja sudah lewat sehingga nunggu sebentar di depan gerbang pabrik karena kalau hari Sabtu ada semacam briefing dulu.

Setelah masuk pabrik, saya masih fokus ke persiapan teman-teman dan posisi update tamu, sambil melakukan aktivitas pekerjaan. Dan tak lama kemudian, tamu sudah tiba di rumah Cak Rohim jam 9:20, sementara saya masih berkutat dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai.

Sekitar hampir setengah jam kemudian, saya baru bisa merapat setelah mem-pending pekerjaan yang bisa saya lakukan di siang hari.

Sambutan hangat sedulur SP menyambut kedatangan dulur-dulur GG

Alhamdulillah, saya dipertemukan pertama kalinya dengan Mas Kasno dan mas-mas lainnya yang kemudian saya ketahui bernama Mas Bayu, Mas Tri, Mas Didit, dan Pak Zam serta anaknya Pak Zam. Kalau dengan Mas Agus dan Mas Sekjend (Patmoputro) sudah beberapa kali ketemu di Balongsari.Continue reading