RE MIND ING

Majlisgugurgunung:: Reminding memiliki arti mengingat kembali. Pikiran dan akal merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun apakah pikiran dan akal sendiri merupakan sebuah kesamaan?

Dzikir ataupun wirid yang hakikatnya ialah untuk senantiasa terus mengingatkan kembali. Wirid dalam arti lain merupakan terus melafalkan secara berulang-ulang, seperti halnya siklus dalam lelaku yang terus berulang. Oleh karena itu sangat diperlukan kehati-hatian untuk menjaga setiap langkah dengan senantiasa terus mengingat masa lalu, menimbang langkah saat ini yang dirangkai untuk membentuk masa depan. Hati-hati dalam berfikir karena fikiran akan jadi ucapan, ucapan akan menjadi perilaku dan perilaku akan menjadi sebuah peradaban.Continue reading

TETES-AN BERKAH HIJRIAH

Pertemuan rutin Majlis Gugur Gunung yang rutin diadakan pada malam minggu terakhir ini pada bulan september jatuh pada tanggal 30 September 2017 dan bertempat di Art Cafe Ungaran. Kegiatan dimulai sekitar hampir pukul 10 malam. Bertepatan pula dengan hujan yang cukup deras dan dalam waktu yang cukup lama pula. Sehingga beberapa sedulur yang akan merapat harus berhenti berteduh sambil membaca sholawat karena berharap malam ini terdapat berkah yang berlimpah seperti halnya hujan yang berlimpah malam ini.

Kegiatan dimulai dengan dibuka oleh moderator yakni mas Dian lalu dilanjutkan wasilah dan munajat oleh mas Tyo. Kemudian mas Dian memberikan prolog seputar tema serta mukadimmah malam hari ini yakni “Tetes-an Berkah Hijriah”.Continue reading

Tetes-an Berkah Hijriah

Mukadimmah “Tetes-an Berkah Hijriah”

Setiap Detik adalah tetesan-tetesan berkah, maka sudah berapa ember yang tertampung dalam satu tahun. Tetesan ini adalah tetesan dari “Saripati Langit” yang memang ditujukan kepada “Bumi” agar ampasnya kembali memiliki fungsi. Karena saripati maka akan mengusung manfaat dan keberkahan yang khasiatnya bisa menjelma dalam berbagai wujud dan benda. Bisa menjadi ribuan wujud tetes di bumi bisa pula dianggap tidak ada.Continue reading

Membaca Kemesraan, Kemesraan Membaca

Majlis maiyah gugurgunung Ungaran mengadakan rutinitas maiyahan pada Sabtu malam pada Minggu terakhir setiap bulannya. Pada bulan Agustus ini jatuh pada tanggal 26 Agustus 2017, bertempat di Art Cafe, Pringapus, Ungaran Kabupaten Semarang. Spesial pada malam hari ini ialah kedatangan sedulur-sedulur dari Jepara, Tuban dan Pak Budi Maryono seorang penulis tersohor yang berdomisili di Semarang. Sekitar pukul 21.00 WIB kegiatan dimulai dengan dibuka oleh Mas Dian  sebagai moderator, dilanjutkan dengan doa wasilah dan munajat maiyah oleh Mas Tyo.Continue reading

Membaca Kemesraan, Kemesraan Membaca

 

Berawal dari beberapa waktu lalu di dapur gegayuhan. Sedulur-sedulur Majlis Gugur Gunung memiliki angan-angan untuk mengajak Om Budi Maryono hadir melingkar di Majlis Gugur Gunung untuk membacakan cerpen. Hal tersebut pula yang memantik lahirnya tema “Membaca Kemesraan, Kemesraan Membaca” pada pertemuan rutin bulan Agustus nanti. Tema membaca kemesraan ini Insya Allah akan dibersamai oleh Om Budi Maryono yang akan membaca cerpen karya beliau, mari kita sambut dengan mesra dengan cara membaca ataupun terbaca.

Membaca merupakan hal yang umum kita lakukan sepanjang hari. Dimana setiap bacaan dapat kita untai sebagai pengalaman-pengalaman dan setiap pengalaman dapat mematangkan  kedewasaan dengan ngisep pupuh/sepuh.

Bertepatan pula bulan ini dengan hari kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni tgl 17 Agustus 1945.  Angka-angka ini sendiri juga memiliki banyak penafsiran. Alqur’an surat 17 yakni Al – Israa memiliki arti perjalanan di malam hari dan pada ayat 45 juga memberikan sebuah keterangan tentang membaca. Selain itu angka tanggal dan tahun tersebut yakni 17.45 jika diartikan sebagai waktu, maka merupakan waktu memasuki surup/menjelang malam hari dimana biasanya para keluarga berkumpul untuk saling menjalin kemesraan.

Selain hari kemerdekaan, bertepatan pula dengan bulan Dzulhijah, dan hari raya Idul Adha jatuh pada tanggal 1 September 2017. Bulan Dzulhijah merupakan bulan haji, dimana diharapkan sepulang dari haji setiap lelakunya menjadi lelaku aji, lelaku yang dimiliki ketika menjadi “sepuh”. Juga berkaitan dengan Haji, haji dari kata aji, ngajeni / lelaku aji, diharapkan dapat menuju qorib, sohib. Bodo Qurban atau Idul Adha merupakan sebuah bentuk atau wujud rasa sayang nabi Ibrahim dan Ibu Hajar kepada nabi Ismail, dimana beliau merelakan apa yg beliau miliki.

Dari kisah ini dapat kita ambil sebuah pelajaran penting bahwa ternyata Cinta di sini bukan berarti selamanya harus memiliki, karena justru harus merelakan, harus berqurban.

Sebuah kisah tentang membaca dari Imam Ali Karramallahu yang pernah ditanya:”Apakah engkau mengenal Muhammad melalui Tuhanmu? Atau engkau mengenal Tuhanmu lewat Muhammad ?

Iman Ali Karramallahu menjawab :”Jika aku mengenal Tuhanku melalui Muhammad, niscaya Muhammad lebih  aku percayai dari pada Tuhanku.

Jika aku mengenal Muhammad melalui Tuhanku, maka aku tak membutuhkan Rasul lagi.

Tapi aku mengenal Tuhanku melalui Tuhanku (lewat ayat-ayat tanda kehadiranNya di alam semesta) lalu datanglah Muhammad untuk menjelaskan kepadaku apa yg dikehendaki oleh Tuhanku terhadapku.

Marilah duduk melingkar dan saling berbagi cerita untuk dapat dijadikan setiap pengalaman tersebut menjadi  sebuah bacaan yang semoga kita harap meningkatkan lelaku kita menjadi lelaku yang lebih aji serta meningkatkan kemesraan kita kepada sesama, pada Kanjeng Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berujung pada kemesraan terhadap Sang Maha Cinta yakni Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.