Malam ini, Sabtu, 28 Desember 2024 Tancep Kayon Majlis gugurgunung dengan tema “Mbangun Tresno” di awali dengan pembacaan Tawassul.
Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tema untuk sinau bareng malam ini.
“Betapa indahnya cinta, namun betapa beratnya mengemban amanah Cinta.
Perlu dicari dari mana asal muasal cinta, asal usul konsep cinta. yaitu : “Bismillahirrahmaanirrahiim”
Bismillah
Ar – Rahman
Ar – Rahiim .
Menjadi alasan Allah untuk menciptakan kesemestaan. Ini adalah titik koordinat cinta, titik yang sangat penting supaya cinta tidak kehilangan arah untuk mencitai.
Cinta adalah karunia Allah, semua orang dikasih benih cinta, maka masing masing orang bisa saja mendefinisikan cinta serta mengekspresikan cinta. Supaya tidak terdistraksi, connecting-nya adalah asal usul sumber dari segala sumber cinta atau titik koordinat cinta. Indikasinya adalah output cinta.”
(Mas Agus Wibowo – Sesepuh Majlis Gugur Gunung)
“Cinta bukan cuman urusan perasaan saja, tetapi juga lebih ke tanggung jawab terhadap amanah cinta.
Indikator untuk mengukur cinta :
1. Pondasi cinta.
2. Pilar cinta.
3. Komitmen cinta.
4. Memelihara cinta.”
(Mbak Diyah – Penggiat Gambang Syafaat)
“Jarak, ketika berada di luar negeri, justru akan menimbulkan rasa cinta yang luar biasa terhadap tanah air Indonesia. Indonesia begitu merdeka dalam banyak hal, begitu membebaskan dalam banyak keadaan. Itulah hal yang paling dirindukan tentang tanah air ini.”
(Mas Danny Umboro – Perintis Tongil Qoryah, Owner LPK Geloja Jaya, Kulawarga Gugur gunung)
“Cinta adalah obat dari segala rasa sakit.”
(Mbak Rustyana Laraswati – Owner LPK Geloja Jaya, Kulawarga Gugur gunung)
“Salah satu ekpresi cinta adalah Istiqomah, maka penting untuk selalu bersyukur telah bisa istiqomah dalam 1 Dasa Warsa Majlis Gugur Gunung.
Alif, Lam, Nun, Wawu, Ya : Adalah huruf yang selalu ada pada seluruh Surat dalam Al Qur’an, yang bila dirangkai akan membentuk kata Annawa (Benih), seakar kata dengan Nawaitu (Niat).
Hadist Qudsi :
“أَنَا ضَخْمٌ مَخْبُوٌّ لا يُدْرَكُ كَثِيرٌ مَخْبُوٌّ عَنِ الْمَخْلُوقِينَ وَأَنَا أُحِبُ أَنْ أُعْرَفَ فَأَخْلَقَ الْخَلْقَ لِكَيْ أُعْرَفَ”
“Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, yang tidak dapat dipahami oleh makhluk. Aku menyukai untuk dikenal, maka Aku menciptakan makhluk agar Aku dikenal.”
Tadabbur :
Allah adalah perbendaharaan yang tersembunyi. Sesungguhnya Allah sangat senang bila dikenali, maka kemudian Allah menciptakan Mahkluk supaya mahkluk mengenali Allah dengan modal yang Allah sendiri tanamkan pada ciptannya, yaitu Hub/benih cinta. Dan kemudian Allah sendiri juga yang menfraktalisasi atau memecah/membelah benih tersebut untuk kemudian tumbuh hidup menjadi Cinta. Benih tersebut adalah Bismillahirrohmaanirrohiim. Zat yang potensial dan aktual.
“Benih langit” yang ditanam di bumi kemudian menjadi tanaman bumi, kemudian dirawat sampai berbunga, berbuah, dan menghasilkan benih selanjutnya, yang didalamnya menyimpan file sebagai persembahan langit kembali.
(Karep Alit selaras dengan Karep Ageng).
Al Qur’an mengandung 3 macam pedoman kehidupan yang sengaja diciptakan Allah :
1. Kitabun Maqnun: Yaitu, Pedoman yang tersembunyi. Kalamullah. Peradaban Rohmani, peradaban atas unsur unsur kehadiran cinta. “Aku hadir maka Aku ada”. Sabdo Tresno
2. Kitabun Mastur: Yaitu, pedoman yang terhampar pada semesta jagad raya. Kalimatullah. Sabdo Tresno merealisasi menjadi Mbangun Tresno
3. Kitabun Markum: Yaitu, kitab berupa algoritma/numerik Semesta jagad raya. Ayatullah. Angon Tresno
Syariat, Thoriqot, Ma’rifat, Hakikat, adalah satu kesatuan sistem dalam diri yang pancernya adalah diri manusia sendiri. Sekali lagi ini tidak melulu tentang Maqom, ini adalah peristiwa yang mustinya disadari dalam kehidupan sehari hari.
Rukun Iman :
1. Iman kepada Allah, sebagai sumber dari segala sumber sistem/pengaruh.
2. Iman kepada Malaikat Allah, sebagai fungsionalisasi sumber sistem.
3. Iman kepada Kitab Allah, sebagai pedoman sistem.
4. Iman kepada Rasul Allah, sebagai duta sumber keberkahan sumber sistem.
5. Iman kepada yaumil akhir, sebagai konsekuensi logis atas sistem.
6. Iman kepada Qada dan Qadar, sebagai takaran sistem.”
(Gus Aniq – Pengasuh Pesantren RKSS, Sesepuh Gambang Syafaat, Kulawarga Gugur gunung)
“Cinta adalah bahasa perasaan. Menghubungkan bahasa perasaan dengan bahasa logika seringkali terjadi distraksi.
Puncak dari cinta adalah keyakinan.”
(Mas Ihfan – Owner Binar Qalbu, Penggiat Gambang Syafaat)
“Puncak dari segala sesuatu adalah penghambaan.
“Ilahi Anta Maksudi Wa Ridhoku Matlubi”
Terjemahan :
“Ya Allah, Engkaulah tujuan akhirku, dan keridhaan-Mu yang kucari.”
Sebuah bangunan kesadaran tentang :
- Mengakui Allah sebagai tujuan hidup.
- Mencari keridhaan Allah dalam setiap tindakan.
- Menyerahkan diri kepada kehendak Allah.”
(Mas Niza – Kulawarga Gugur gunung yang berdomisili di Brebes)
“Perbedaan antara Jatuh Cinta dan Cinta :
Jatuh Cinta itu seperti keadaan yang penuh dengan badai, guntur, penuh dengan aneka goncangan. Setelah semua itu berlalu kemudian ada fase sunyi, senyap, tenang.
Pada fase tenang tersebut, ketika kita masih bisa bertahan, dan sanggup membangun kembali sesuatu, nahh … Itulah Bangunan Cinta.
Bagaimana cara menunjukkan cinta ?
: Ambilkanlah istrimu minum ketika dia haus sebelum dia meminta.
(Memberi tanpa diminta). Itulah konsep cinta Tuhan kepada kita mahklukNya.
Ekspresi cinta itu sangat beragam :
- Memfasilitasi
- Ujian
- Perintah dan larangan.
- dst
Cinta adalah pendidik yang baik dalam berbagai peristiwa.
Maka kepada Allah itu hendaknya bukan menghamba, tapi mutlak hamba.
“aku ingin menuliskan semua tentang Kau, tapi Kau sudah menuliskan seluruhnya tentang aku””
(Pak Budi Maryono – Sesepuh Gambang Syafaat, Kulawarga Majlis Gugur Gunung)
“Cinta melahirkan Rindu.
Rindu melahirkan pertemuan.
Pertemuan melahirkan keintiman.
Keintiman melahirkan Cinta.
Guru menanamkan benih cinta berupa Ilmu kepada murid. Benih ilmu tersebut sangat mungkin mempunyai persambungan sanad kepada Rosulullah.
Murid bisa mengaktivasi ilmu tersebut dengan : Pengorbanan (Qur’ban), Pengabdian, dan Keyakinan.”
(Mas Kasno – Kulawarga Majlis Gugur Gunung)
Tancep Kayon Majlis Gugurgunung 2024 dengan tema “Mbangun Tresno” ditutup dengan pembacaan Do’a dan kemudian dilanjut makan bersama.
Selepas makan bersama, masih banyak yang berkumpul dan bercengkarama dengan suasana karib dan riang. Kemudian setelah beberapa saat hampir keseluruhan jamaah kembali ke rumah masing-masing, sementara kulawarga gugurgunung masing tetap berada di lokasi untuk membereskan lokasi menjadi seperti semula.
Demikian reportase Tancep Kayon 2024 “Mbangun Tresno”. Nuwun.