Awitaning Rah

Tema serupa pernah diangkat pada Oktober 2015. Mencoba direpetisi kembali pada April/Syawal 2024 ini. Alasan utamanya adalah momentum Idul Fitri, dan tersambungnya dengan bahasan tema pada bulan sebelumnya yaitu Maret/Ramadhan 2024 dengan judul Sa Rahas Semi.

Ringkasnya,

Sa Rahas Semi kami istilahkan sebagai Puasa sedangkan Awitaning Rah sebagai Witrah/Fitrah/Fitri/Hari Rayya. Persambungan yang menurut kami “eman” untuk dibiarkan begitu saja.

 

 

Sarahassemi – Awitaning Rah

Sa-Rahas-Semi : menjadi ‘Sarhasmi’ menjadi ‘saresmi’. ‘Sa’ artinya satu, kepentatuan,  ‘Rahas’ artinya: berhubungan intim, pribadi, pergumulan rahasia (kata rahasia juga berangkat dari kata ‘rahas-sya’). ‘Semi’ artinya: tumbuh, mekar, berkembang, bertunas.

Awitaning Rah : “Awal Mula Jagad”. Jagad dalam artian ciptaan Gusti Allah. Sehingga jagad awal ini merujuk pada ciptaan-Nya, pun masih harus diringkas secara mengerucut pada jagad permulaan manusia.

 

Puasa – Idul Fitri

Puasa mempunyai esensi sebaran nilai yang komplek. Isu utamanya adalah pengendalian diri. Kaitanya dengan manusia, puasa adalah aktifitas pengendalian yang melibatkan seluruh komponen diri manusia. baik komponen jasad sampai pada lapisan lapisan diri yang paling dalam dan lembut. Kesemuanya teraktivasi, terseimbangkan, terakurasi terbersihkan, tersucikan, terfitrahkan, sebagaimana manusia dalam kondisi saat Awitaning Rah.

Apakah Sarahassemi dan Awitaning Rah hanya sebuh persambungan peristiwa, atau justru sebagai salah satu prototype rumusan hidup ?

Apakah Sarahassemi – Awitning Rah hanyalah perayaan tahunan, atau perayaan nilai yang bisa kita repetisi menjadi perayaan bulanan, mingguan, harian, bahkan sampai serapat helaan nafas ?

Mantra Sesrawungan

Diperlukan Kehidupan atau Numpang Hidup

Kahanan kehidupan yang akan datang mempunyai berbagai probabilitas :

Bisa jadi tidak ada masalah, banyak masalah, atau kompleksitas masalah.

 

Konstantanya adalah :

“Kahanan yang akan datang, sangat dipengaruhi oleh apa yang kita lakukan sejak saat ini”. Perubahan dimulai dari masing masing diri secara bersama sama sejak saat ini. Representasi Sinau Bareng menuju Sinau Perubahan.

 

Benih/Niat/Nawaitu, yang kami rapalkan dalam bentuk MANTRA, demikian :

“Yen awitane nganggo jujur, bakal akeh wong kang dipimpin kejujuran, isin apus-apus, ewondene yen diawiti nganggo ngapusi, bakal akeh wong musuhi wong jujur.

 

Yen awitane jejeg lan bener, bakal akeh wong kang ora seneng maring kelicikan, ewondene yen diawiti nganggo kelicikan, bakal akeh wong musuhi wong jejeg.

 

Yen diawiti nganggo roso pengabdian, bakal akeh wong ngluru nikmate lan berkahe keadilan, ewondene yen diawiti nganggo roso kuwoso, bakal akeh wong2 sing podho ngendelke keluargane sing nduwe kuwoso lan kang bakal tegel mentolo tumrape kang datan nduwe kuwowo”.

 

Nah, mari kita tanya pada diri masing masing :

Sedang menyemai benih atau niat yang seperti apa, pada saat ini ?

 

Seandainya kahanan yang akan datang dimenangkan oleh yang bukan golongan kita, apakah kita tetap sanggup sembodo melaksanakan titah kehidupan dengan cara srawung yang Bener lan Pener ?

 

Apakah kita tetap sanggup untuk terus menanam atau justru malah turut serta ngrampet ?

Sanggup terus berbenah atau malah justru turut merusak ?

Sanggup untuk saling berbagai atau terus berebut ?

Biso Rumongso atau Rumongso Biso ?

 

Mari Melingkar, dan semoga tiap kehadiran terhitung sebagai Benih yang baik. Yang kemudian bisa tumbuh sebagaimana “Syajarotun Mubarokhatun”. Aamiin aamiin InsyaAllah aamiin.

Warisan Laku Aji

Semua orang bisa mendapat warisan, warisan harta ataupun warisan ilmu. Warisan ilmu bisa dikejar harta. Tapi warisan harta justru sering menjauh dari ilmu. Warisan yang berguna adalah warisan yang bisa mengiringi setiap langkah. Yang tetap berguna dalam keadaan mendaki dan menukik. Kaki yang kuat, tekad yang hebat, dan niat yang tak tersekat.

 

Mari Sinau Bareng, berbincang tentang warisan di Malam Minggu terakhir Oktober ini dalam tema “WARISAN LAKU AJI”, di Komplek Perumahan Griya Surya Pringsari, rumah No. 49 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Semoga niat baik Anda untuk melangkah menyemarakkan majlis menjadi ejawantah pasinaon Laku Aji, sebelum kita sama-sama menghikmahinya saat berkumpul di lokasi.

 

MAJLIS GUGURGUNUNG

“WARISAN LAKU AJI” Sabtu, 28 Oktober 2023

Perumahan Griya Surya Pringsari No. 49

Kelurahan Pringsari, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang

Jawa Tengah

MAHARDIKA NIRSAMSARA

Secara sederhana mahardika adalah merdeka, memang demikian etimologi merdeka bermula. Nirsamsara adalah ketidak-sengsaraan. Topik ini akan mengangkat peristiwa di sebuah bumi yang tak tampak secara kasat mata. Namun energinya tetap bisa menyatu dengan peradaban bumi kasat mata. Apakah kemerdekaan itu ditandai dengan mengibarkan bendera merah putih, ataukah kesengsaraan adalah tidak ada lagi kesulitan?

 

Mari berkumpul dan sinau bareng di malam minggu ini.