LAKU KASANTIKAN

Bulan Desember senantiasa menjadi bulan penutup dalam satu tahun. Bertepatan dengan Tancep Kayon, yang digelar oleh Majlis Gugurgunung dimana menjadi penutup dalam kegiatan satu tahun. Tancep kayon menjadi momentum untuk mengevaluasi langkah serta memutuskan apakah pada tahun depan perlu dimulai lagi (bedol kayon) atau justru harus cukup berhenti sampai disini. Salah satu indikatornya ialah, dari segi kemanfaatan kehadiran Majlis Gugurgunung baik untuk dulur-dulur Gugurgunung sendiri, sedulur Maiyah lainnya serta masyarakat sekitar.

Pada 29 Desember 2018 kegiatan Tancep Kayon yang bersifat “sakral” tersebut digelar. Bertempat di Balai Desa Klepu, Ungaran, Kabupaten Semarang. Semenjak siang harinya, aktivitas di Balai Desa Klepu sudah dimulai. Segala persiapan dikoordinir sangat apik oleh Mas Jion dan Mas Patmo yang didukung pula oleh beberapa sedulur yang lain. Mulai dari pengecekan sound system, penataan cahaya lampu, pemasangan backdrop, penempatan meja-meja untuk pameran produk dari dulur-dulur Gugurgunung hingga nggelar kloso, semua dilakukan dengan cara nggugur gunung. Lilo lan legowo menjadi bekal utama untuk melakukan segala persiapan.Continue reading

Tancep Kayon Majlis Gugurgunung 2018
“Laku Kasantikan”

Laku perjalanan setahun selama 2018 Majlis gugurgunung dengan niat langkah memperkaya kecantikan. Laku Kasantikan.

Sedikit remind, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, sejak awal tahun 2018, Majlis gugurgununung bersama sama merumuskan tema besar sebagai “kurikulum” sinau bareng yaitu “Laku Kasantikan”.

Kasantikan, Santika, masih seakar kata dengan Santi, Saint, Santoso, Susanto, Santa, Sinter, dan sebagainya, yang mengandung arti membawa sifat rohani yang tenang, suci.

Peradaban manusia umumnya merindukan keindahan rohani yang bersifat universal. Keindahan yang merupakan miliknya Allah yang dititipkan di bawah alam sadar agar senantiasa merindukan keindahan universal tersebut. Keindahan yang pada titik tertentu, hanya dapat diungkapkan dengan bahasa universal pula, bahasa yang justru tidak bisa diaksarakan, yaitu tangis, sedih, bungah, haru, dan sebagainya.

Beberapa hal di atas tersebut menjadi pijakan bagi keluarga Gugurgunung untuk mengangkat sub sub tema pada tiap bulannya untuk disinauni bareng-bareng, diantaranya,

– Malikinnas Ilahinnas

– Sinau Mulat

– Sambung Rohso

– Manajemen Bhinneka Tunggal Ika

– Dolanan ing Njaba

– Mencari Dewan Sepuh

– Paseban Muharram

– Nyuwun Jawah

– Sholawat Munajat Maulid Nabi Muhammad SAW

 

Sebuah rangkaian laku keluwarga gugurgunung selama satu tahun, dengan  kesadaran utama yang ingin dibangun adalah “Eling lan Wadpodo” bahwa kemurnian, kesucian hanya milik Allah. Sehingga diri kita yang tidak murni ini, mau terus mengakurasi laku lampah menuju kemurnian.

Sudah masuk Bulan Desember. Sebagaimana tradisi Majlis gugurgunung, pada akhir tahun ini akan dilaksanakan “Tancep Kayon”. Sebuah kesadaran tentang kapan sebaiknya berhenti, dan kapan atau bagaimana sebaiknya untuk memulai kembali.

Perhelatan sederhana, biasa saja, tidak ada hiburan, tapi berusaha meletakkan sebagai peristiwa silaturahmi nan istimewa, luar biasa, saling menghibur dan terhibur demi mengenal kecantikan bebrayan secara lahir dan bathin.

Semoga kebahagiaan senampan nasi menjadi penuh makna dan merambah hamparan nikmat tak terhingga karena disantap bersama dalam perasaan sukacita dan gemah ripah bungah sumringah serta ternaungi berkahNya. Aamiin

Sumonggo bagi sedulur semua, selamat datang dan ijinkan kami bergandengan hati kepada Anda semua.

REPORTASE TANCEP KAYON 2017 : SERAT PAMOMONGAN

Tancep kayon merupakan sebuah tradisi dari Majlis GugurGunung setiap akhir tahun. Tahun ini diadakan pada 30 Desember 2017 yang bertempat di Balai Desa Klepu, Karangjati, Ungaran.

Sekitar jam 20.14 Tancep Kayon dimulai dan dimoderati oleh Mas Norman dan Mas Jion.

Dimoderatori awal oleh Mas Norman dan Mas Jion. Sekitar jam 20.14 malam dibuka dengan pembacaan Al Qur’an oleh Mas Amri, dilanjutkan Do’a Wasilah dan Sholawat Nariyah oleh Mas Tyo, dan pembacaan Munajat Maiyah oleh Mas Jion.

Usai pembacaan Munajat, dimulailah pagelaran Wangker Bayu dengan lakon Bimo Suci. Sekitar satu jam pagelaran berjalan, tepuk tangan dulur-dulur sebagai apresiasi kepada Wangker Bayu

Pagelaran Wangker Bayu dengan lakon Bimo Suci

dan sekaligus sebagai tanda telah berakhirnya pagelaran Wangker Bayu malam ini.Continue reading

SEKELUMIT TENTANG “TANCEP KAYON” MAJLIS GUGURGUNUNG

Gugurgunung memiliki tradisi tahunan yang diberi nama “Tancep Kayon”. Dinamakan demikian dengan landasan konsep bahwa Majlis ditutup. Ke depan akan dipungkasi atau dilanjutkan ditentukan pada saat “Tancep Kayon” itu. Jika tidak berlajut, maka Tancep Kayon sebagai upacara penutupan. Jika akan lanjut tahun depan maka Tancep Kayon dalam rangka menegaskan perjalanan proses satu tahun.

Dikarenakan Tancep Kayon berada pada dua kemungkinan di atas maka ‘sifat’ Gugurgunung tidak banyak terlibat, lebih berjarak dan hanya mendapat laporan perkembangan saja atas segala proses yang ditempuh keluarga Gugurgunung. Semua hal direngkuh, dipikirkan, disunggi sebagai hajat bersama. Baik pra, saat, dan paska acara. Persembahan berupa perform, dan tanda kegembiraan lain dirembug tanpa melibatkan ‘sifat’. Yang membahagiakan, ternyata kegiatan ini senantiasa mendapat tanggapan dan respon dari berbagai pihak yang tidak hanya dari area Ungaran atau Semarang. Saudara Maiyah seperti dari Tuban, Pasuruan, Jogja, Kendal, misalnya, pada beberapa kali Tancep Kayon termasuk pada tahun ini ikut merasa terpaut untuk terlibat pada kegiatan ini. Bahkan, pada saat acara masih dihadiahi kunjungan dari puluhan Simpul yang turut serta ngombyongi upacara yang seolah-olah menjadi momen terakhir Majlis ini.

Pada tahun ini, tanpa dinyana saudara Magelang (Maneges Qudroh) menghadiahi dengan menghadirkan grup Jodo Kemil yang sudah sering memghiasi acara Maiyahan di Maneges ataupun Mocopat Syafaat.

Cara ini sudah menjadi tradisi yang berlangsung sejak tahun pertama perjalanan Gugurgunung. Tahun ini Tancep Kayon menjadi akan yang ketiga kalinya. Agar mengingat kembali proses, mengenang perjalanan, evaluasi, dan membangun sikap secara lebih tegas dari hasil bahasan dan gapaian yang telah ditempuh.

Menurut ‘sifat’ Gugurgunung, tradisi ini akan memberikan bukti secara akurat tentang bagaimana kreatifitasnya, tanggungjawabnya, solusi-solusi yang ditempuh, bagaimana kekompakan, sayuk rukunnya, menjaga irama, inisiatif dan kerjasama antar dan inter personalnya para wadyabala Gugurgunung. Bukti tersebutlah yang akan menjadi dasar bagi ‘sifat’ untuk menetukan apakah Majlis Gugurgunung perlu dilanjutkan atau tidak.

 

Tahun 2015 : Tancep Kayon – Sandal Peradaban

Tahun 2016 : Tancep Kayon – Kembul Malaikatan

Yang akan dilaksanakan tahun ini :

Tahun 2017 : Tancep Kayon – Serat Pamomongan

Serat Pamomongan
sesolah, sesulih, sesuluh

“Serat Pamomongan”
sesolah, sesulih, sesuluh

Pamomongan :

Sedikit remind, Pamomongan merupakan tema besar untuk perjalanan MGG pada tahun 2017, tema tersebut awalnya diusulkan oleh Mas Jion kemudian disetujui oleh Mas Agus dan disepakati oleh seluruh keluarga Majlis Gugurgunung. Ini berarti seluruh sub tema yang akan diusung pada acara rutinan Majlis Gugurgunung pada tiap bulannya mengandung esensi Kepamomongan.

Ini sudah menginjak bulan ke 12. Seperti sebelumnya, Majlis Gugurgunung mempunyai tradisi Tancep Kayon pada akhir tahun. Alhamdulillah tema demi tema pada tiap bulannya dapat tersaji kan dan terdiskusikan dengan baik. Kami meyakini, ini terjadi salahsatunya karena adanya peran Pamomongan pada masing masing personal Keluarga Majlis Gugurgunung, meliputi Kepamomongan terhadap kahanan, waktu, kesibukan, realitas dan fenomena, ego, Fikiran, dll. Bagi kami ini adalah pencapaian yang harus kami syukuri, dan fenomena yang menarik tersebut sangat sayang untuk terlewatkan begitu saja. Untuk itu, kami mencoba mengevaluasi, mbundeli, mensuratkan apa yang tersirat dari serangkaian tema satu tahun ini menjadi “Serat Pamomongan”, yang juga kita angkat sebagai Tema pada momentum penting Tancep Kayon.