Qolam Gusti

Dalam tema mencari guru: (tema sinau bareng bulan Agustus 2020). Maka akan menjadi manusia yang educated (terdidik, terpelajar, terlatih, teruji). Kini lebih diurai bagaimanakah seseorang menjadi teridik?

Dalam pembelajaran ada kurikulum. Salah satu metode penyampaiannya melalui umur. Umur merupakan “teman belajar”. Umur akan menjumpakan pada 4 “ter-” diatas (terdidik, terpelajar, terlatih, teruji), dengan dipertemukannya pada permasalahan-permasalahan.

 

Dalam Tema LARAS pada bulan Agustus 2019 yang lalu., Ada dua jalur dalam kehidupan. Jalur Ahsani Taqwim (biru) dan Jalur Asfala Safilin (merah). Jalur Gelombang kenabian (amanah) adalah Biru, sedangkan gelombang pembangkangan (khianah) adalah jalur merah. Dua jalur ini juga terjadi dalam setiap diri manusia. Untuk kemudian manusia sendiri yang menetapkan pilihannya akan berjalan pada jalur Biru ataukah jalur Merah.

 

Dalam diri manusia terdapat bara, ngangah, panas (fire) dan juga terdapat tenang, sejuk, damai, tentram (light). Seolah-olah perumpamaan atau penggambaran tentang biru dan merah itu berlaku pada banyak hal. Pada teknologi komunikasi misalnya, dalam smartphone ada dua macam sistem share informasi nirkabil yang disebut infraRED dan BLUEtooth. Kemudian ada yang lantas lebih canggih lagi dari sisi kecepatan transfer dan penerimaan yaitu wi-fi. Demikian yang terjadi pada smartphone. Adakah kemungkinan teknis yang serupa juga terjadi pada smartcreature? Dimana ada model transfer data dan informasi untuk manusia tanpa jalur jasadiah. Merujuk pada Surat AL Alaq bahwa Allah adalah Robb yang mengajarkan manusia melalui perantara Qolam, maka boleh jadi diasumsikan bahwa qolam adalah semacam wifi yang difasilitaskan kepada manusia yang semakin hari semakin canggih dan cepat akselerasi akalnya.

Kita adalah ‘nas’ dan jika tereducated menjadi ‘insan’. Surah al-Insan lebih mendeskripsikan kehidupan surga. Sedangkan an-Nas, lebih menekankan pada petuah dan anjuran akan adanya hasutan di dalam dadanya selama masa pencarian. Dimana yang menghasut atau membisikkan itu berangkat dari dua sisi baik merah dan biru, yakni “minal jinnati wan nas”. Agar seseorang tersebut menjauhkan dari tradisi kehidupan surga, dan menggemari kemolekan semu Neraka. Neraka dan surga ada padanan di dunia.

 

Penerjemahan FIRE and LIGHT.

FIRE-> FRAMED (terbingkai). Alam dzohir. Lahir ada badan, dan badan membingkai menjadikan kita ada, tampak, teridentifikasi, menjadi substansi. Yang mana substansi ini menyatakan bahwa keberadannya adalah abdi. Dalam frame, kita akan menemukan hal lain dari F->FIGHT, bahwa kita siap bertarung, handal, penuh keperwiraan dalam mengawal pengabdian. Semangat tersebut harus ditambah juga dengan I->IDEA, INITIATIVE. Tidak hanya modal berani tapi juga inisiatif. R->RISK, REASONABLE adalah pemahaman Resiko. Inisiatif harus ditambah pengetahuan, apakah hal ini memiliki alasan cukup baik dan sadar bahwa setiap hal pasti ada resikonya, sehingga sudah menyiapkan mental untuk memanajemen risiko tersebut. Orang yang bisa menemukan alasan atas suatu upaya lebih memiliki kalkulasi dan seseorang yang mampu memanajemeni risiko akan menjadi pribadi yang bukan sekadar kalkulatif melainkan tangguh dan teruji . Setelah semua terkumpul, maka harus menjelma menjadi upaya (E->Effort). Tidak hanya konseptual tetapi juga harus menjadi perilaku.

 

Api yang besar menjadi amarah, api mobat-mabit lauwamah. Sebisa mungkin jadikan api dalam diri kita menjadi api muthmainah (anteng). Nafs kita harus menjadi tenang. (Coba cek di surah al Fajr). Didalam ketenangan maka api harus diterbitkan. Seperti matahari yang sangat panas namun panasnya tidak membasmi malah menumbuhkan. Sesuatu yang mengangah harusnya mencahaya. Fenomena panas yang membasmi masih dalam kondisi FIRE sedangkan menumbuhkan sudah di dalam kondisi LIGHT.

 

Syarat mencahaya, LIGHT  mengenali hati dan kemaluan kita. L->LOVE & LOFTY. Hati kita kawal untuk memendarkan cinta, kemaluan kita jaga untuk meluhurkan budi.

I->INSPIRATION. Orang sabar tidak pernah mengungkapkan bahwa dia sabar. Cari orang yang sesuai untuk menjadi teladan (Rasulullah Uswatun Hasanah)

G->GREATNESS, keagungan, memberi dengan tangan kanan seperti makan dll. GEORGEOUSLY (menawan). Lihat tangan kiri, baik bukan yg memakai cincin dll. Tapi yang mau memegang hal-hal yang dianggap jelek. Pandai merukuk.

H->HIGHNESS ( ketinggian keluhuran) yang mulia. A’la dan Karim. Pandai bersujud. Semua bersujud pada Allah, selanjutnya apakah kita mau merukuk dan bersujud. Jika iya maka pada proses tersebut kita berikan Totality  (pasrah, salam, total). Bukan  hanya madhep ngarep tapi juga lihat kanan dan kiri.

Antara Merah dan Biru, semua ada dalam diri manusia. Ada api dan ada potensi cahaya. Ada potensi pembangkangan dan juga ada kepasrahan. Semuanya ada sehingga harus sebisa mungkin terkenali dan terkelola. Fire and Light telah bekerjasama dengan cukup baik dalam diri kita sebagaimana tergambar dalam jaringan arteri dan vena. Ada fungsi membuka jalan dan ada fungsi mengembalikan kepada fitrah. Antara Api dan Cahaya jangan keliru memandangnya. Api adalah penghantar agar seseorang mampu menampilkan tarian cintanya dalam kehidupan. Keduanya (merah-biru, api-cahaya, ahsani taqwim-asfala safilin, naar-nur, neraka-surga, nafsu-akal) selalu ada, harus ada, dan bekerja secara balance sebagaimana perannya. Dengan kesemuanya ini semoga kita menjadi manusia yang makin teredukasi. Tidak hanya mengenal hal indah, tetapi juga menemukan keindahan pada hal yang tidak nampak indah. Semoga persambungan kita menjadi lebih erat terhadap Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Facebooktwittertumblr
Posted in reportase.