MASYARAKAT LEBAH ME-MADU
– Anteng Meneng Manfaat –

Usai pembacaan doa wasilah dan munajat, Mas Kasno memperkenalkan sekilas tentang Majlis gugurgunung kepada jamaah. Sebab cukup banyak jamaah yang baru hadir pada malam ini. Dilanjut pula dengan pembacaan mukadimmah, yang dipersilahkan oleh Mas Kasno kepada mas Satrio. Mukadimmah tersebut merupakan bentuk tadabbur oleh Mas Agus terhadap surat An Nahl. Mukadimmah ini nantinya dapat dikaji bersama lebih meluas sebab konteks majlisan ini adalah sinau bareng, dimana semua bisa memberikan kontribusi berupa respon untuk tema malam hari ini. Menariknya tema malam ini juga akan sedikit diulas oleh Mas Sabrang Mowo Damar Panuluh. Sebuah kebahagiaan yang lama dirindukan bagi kami yang menanti kehadiran beliau secara jasadiah di sini. Ada pula Pak As’ad dari Suluk Surakartan Solo, Mas Aniq dari Ponpes RKSS Semarang yang juga seorang penggiat di simpul Gambang Syafaat, kemudian Mas Kafi sekeluarga bersama sedulur-sedulur Majlis Alternatif Jepara, juga Pak Kiai Mahrun dan Ust. Shobirin.

Pak Kiai Mahrun kemudian diminta untuk sedikit menyampaikan tentang gelaran acara pada malam hari ini. Pak Kiai Mahrun menyampaikan bahwa sekitar 40 hari yang lalu beberapa sedulur dari Majlis gugurgunung mengadakan acara disini, namun bertepatan dengan meninggalnya orang tua dari Pak Mahrun sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan anaknya yakni Ust. Shobirin baru pulang dari Lampung tadi pagi dan baru menyampaikan tentang kegiatan malam hari ini. Beliau merasa bahagia, bangga, bersyukur serta mengucapkan selamat datang kepada semua yang hadir. Beliau meminta maaf bahwa tempat yang disediakan hanya ala kadarnya saja. Kemudian beliau merasa senang dengan majlisan “pengajian” seperti ini meskipun tidak ada yang sarungan, pecian namun yang terpenting ialah niat dan hatinya.

Sedikit merespon tentang tema, penuh harap agar kita semua bisa mencontoh dengan makhluk yang bernama lebah. Madunya yang memiliki banyak manfaat, kekompakan yang luar biasa juga mendiami sebuah tempat tanpa merusak lingkungan tetapi juga memiliki kewaspadaan yang tinggi dimana dapat menyengat atau ngentup apabila diganggu. Anteng, meneng, lan manfaat.

 

Andhika Hedryawan

MASYARAKAT LEBAH ME-MADU
– Guyub Khas Keluarga –

Majlis gugurgunung di akhir bulan Juni lalu kembali menggelar rutinan. Waktu perhelatan seperti biasanya yakni malam minggu terakhir pada tanggal 29 Juni 2019 dengan tema “Masyarakat Lebah me-Madu”. Gintungan, Ungaran Kab. Semarang dipilih untuk menjadi lokasi perhelatan. Merupakan sebuah tempat yang baru pertama kali digunakan sebagai rutinitas Majlis gugurgunung. Tepatnya di pelataran kompleks Mushola Al Mazroah yang berdampingan dengan gedung Madrasah yang diampu oleh Mas Shobirin.

Segala persiapan mulai dari gelaran tikar, sound system, serta MMT sudah terpampang di tempat yang semestinya. Ruang transit, tempat parkir hingga kamar mandi pun tak luput dari perhatian masing-masing personal yang nggugurgunungi segala proses persiapan, termasuk dari tuan rumah sendiri yakni Mas Shobirin sekeluarga yang lilo serta legowo menyediakan tempat beserta kelengkapannya. Pembagian tugas baik yang berada di lokasi kegiatan, maupun di titik kumpul awal yakni kediaman Mas Agus alhamdulillah berjalan dengan baik. Memang hajatan ini hampir sama seperti biasa, semuanya berusaha untuk mengambil peran dalam hal membantu persiapan teknis maupun non teknis.

Tepat pukul 20.00, sementara Tim masih terbagi menjadi dua. Yakni di titik kumpul di kediaman Mas Agus serta di lokasi. Beberapa jamaah sudah mulai berdatangan satu demi satu. Mas Shobirin mengawali dengan sholawatan dan rebana oleh anak-anak asuhannya. Bahkan ditawarkan pula pada salah seorang jamaah yang bisa terbang-an untuk turut serta. Meskipun tanpa koordinasi, jamaah tersebut langsung bisa mengikuti irama alunan terbang yang menjadi pengiring sholawat.

Malam ini, selain dari warga gugurgunung sendiri, nampak sedulur-sedulur dari luar kota pun turut merapat di lereng gunung Ungaran ini. Seperti Semarang, Demak, Solo, Jepara, Slawi, Jogja, kendal, dll. Waktu kisaran pukul 20.45 Mas Kasno sebagai moderator membuka acara seperti biasa yakni diawali dengan doa wasilah oleh Mas Azam dan Mas Tyo dengan munajat maiyah. Suasana nan khusyuk sangat terasa, diiringi semilir hawa dingin lereng gunung Ungaran.

 

Andhika Hedryawan