Berguru Dengan Markesot

berguru dengan Markesot

berguru dengan Markesot

Majlis_Gugurgunung Reportase 30 April 2016- Bertempat di Gedung Taman Bermain Qomaru Fuady – Balongsari, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Cangkruk Budidoyo di majlis gugur gunung diawali dengan pembacaan doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW, sahabat, keluarga, pepunden wilayah balongsari serta seluruh muslimin muslimat yang dipimpin oleh Pak Tri Mulyono. Suasana khusyu’ terasa sekali selama pembacaan doa. Dilanjutkan dengan pembacaan munajat jama’ah maiyah yang kali ini dipimpin oleh Mas Tyo. Dengan lantunan indahnya mampu membawa jama’ah hanyut dalam suasana penuh cinta.

Diskusi dimulai pembacaan mukadimah dengan tema Berguru Dengan Markesot oleh Mas Dian yang berikutnya akan direspon lebih lanjut untuk diperdalam dan diperluas oleh jama’ah.Continue reading

Insan Seiring Kodrat Syukur

majlisgugurgunung:: Kematangan ruhani seseorang berlangsung sesuai dengan kualitas syukurnya. Ada yang bersyukur dengan karunia keindahan jasadiah pada dirinya, ada pula yang sudah bertolak menjadi syukur karena jiwanya teruntai dalam kasih sayang dengan jiwa yang lain, ada pula yang bersyukur karena diberi pengalaman untuk mengenal Gusti Allah yang tak terjangkau jasad maupun Jiwa melalui serangkaian dinamika adegan hidup.

Berusaha mengurai tinggalan Ki Hajar Dewantara dengan teori pendidikannya dijumbuhkan dengan patokan usia dalam petung Jawa juga dengan fase kematangan ruhani sesuai Ulul Azmi. Continue reading

PRIYO UTOMO JOWO

majlisgugurgunung:: Sesungguhnya, meskipun dikatakan 5 perkara ini ditujukan bagi pria Jawa. Ternyata setelah dikupas, tak ada satupun yang menunjuk jenis kelamin.

  1. WISMO

Cumawis lan Momot

 Seorang pria, belum disebut pria sejati jika belum memiliki Rumah/Wisma. Namun Wisma yang dimaksud adalah kondisi mental seseorang yang mampu menjadi tempat persinggahan bagi oranglain. Mau dan mampu menerima. Semakin seseorang ini memiliki kondisi mental yang matang untuk mampu menerima oranglain maka kehadirannya bagai rumah bagi banyak orang yang ingin ikut singgah. Oranglain tidak memandang kehadirannya sebagai pihak asing, melainkan pihak yang seperti sudah dikenalnya sebagai tempat aman untuk berteduh. Semakin besar ‘rumah’ seseorang, semakin banyak orang merasa terlibat sebagai penghuninya.Continue reading