Srawung Eling

Manusia diperkenankan untuk membangun peradaban yang segemilang mungkin. Sehingga munculah berbagai peradaban manusia yang sangat unggul di atas bumi ini. Peradaban ini lantas musnah dan hanya meninggalkan puing-puing sebagai artefak hasil pencapaian peradabannya. Di antara peradaban yang hebat itu ada yang bahkan masih misteri dan tidak dapat dirumuskan oleh manusia sesudahnya. Kisah-kisah itu menjadi contoh bahwa kecanggihan yang dicapai suatu peradaban manusia akan menjadi hanya sekadar bangunan kertas yang diimajinasikan memiliki kecanggihan teknologi. Bangunan ini sangat rapuh dan mudah sekali musnah.

 

Kekuatan bangunan itu apabila disokong oleh rasa kemanusiaan yang tangguh, bening, dan beradab. Ketika kualitas itu pudar, maka pudar pula kualitas produk yang mereka hasilkan. Mereka tidak bisa mengandalkan ilmu yang ilmu itu justru terpakai untuk melupakan yang memiliki dan memberikan ilmu tersebut. Kehebatan ilmu yang dikaruniakan kepada kaum-kaum terdahulu seolah sudah sangat kuat dan tidak terbatas, sehingga sisa ketangguhan dan estetikanya masih bisa bertahan lama dan beberapa dapat disaksikan oleh manusia berabad-abad setelahnya.

 

Bisa jadi manusia selanjutnya iri dengan pencapaian yang dapat diraih pendahulu mereka, namun bisa jadi para pendahulu yang telah dimurkai oleh Allah itu justru mengidamkan atau merindukan kehidupan yang tidak perlu terlalu pandai namun masih memiliki ingatan serta tunduk kepada Tuhan. Ada satu kondisi dimana tidak terlalu pandai menjadi kesadaran motivasi dan ingat akan kelemahan diri, motivasi untuk terus berbenah dan sadar untuk tidak patut bersikap melampaui batas dan bahkan bersikap ingkar.

 

Tahun ini hampir usai dan bulan depan kembali Majlis Gugurgunung melaksanakan Tancep Kayon. Mari kita mengevaluasi diri bersama-sama dengan sinau bareng. Yang masih lemah dan kurang tidak untuk membuat kita ringkih, yang telah tumbuh dan kuat tidak untuk membuat kita angkuh.

Dimana Langit Dipijak, Disitu Bumi Dijunjung

Majlisgugurgunung:: Malam Minggu terakhir di bulan ini tanggal 24 september 2016 merupakan malam rutin untuk Majlis maiyah gugurgunung Ungaran berkumpul dalam acara Cangkruk Budidoyo. Bertempat di Taman Bermain Qomaru Fuady, Balongsari, Ungaran.

Tepat pukul 21.00 WIB Mas Dian sebagai moderator membacakan susunan acara. Dimulai dengan menyanyikan tembang Gugurgunung bersama seluruh jama’ah, lalu pembacaan al Fatihah dan wasilah untuk kanjeng Nabi Muhammad SAW, sahabat, aulia, leluhur, Bapak maiyah Muhammad Ainun Nadjib, serta untuk seluruh jama’ah yang dipimpin oleh Mas Tyo, dan dilanjutkan dengan pembacaan munajat maiyah yang dipimpin oleh Mas Jion. Lalu karena ada beberapa jama’ah yang baru pertama kali hadir maka dilakukan perkenalan terlebih dahulu untuk lebih meningkatkan kemesraan paseduluran.

Cangkruk Budidoyo Majlis Gugur Gunung

Cangkruk Budidoyo Majlis Gugur Gunung

Usai jama’ah membaca buletin bulanan yang telah dibagikan, dimana berisikan reportase bulan lalu dan mukadimmah edisi bulan ini kemudian ditambahkan sedikit oleh Mas Mufid dari maiyah Bahurekso Kendal; Continue reading

Dimana Langit dipijak, DisituBumiDijunjung

Mukadimah Majlis Gugur Gunung

Edisi 24 September 2016

Dimana Langit dipijak, Disitu Bumi Dijunjung

dimana-langit-dipijak-disitu-bumi-dijunjung

dimana-langit-dipijak-disitu-bumi-dijunjung

Sebuah kata mutiara yang dibalik. Dengankondisi model dancarahidup yang sudahbanyakterbalik, tampak kata-kata mutiara akan menjadi kehilangan makna kecuali jika dibalik.  Masyarakat kita sebelumnya sangat menjunjung tata karma, dan menghormati kebudayaan oranglain dimana ia bertempat. Masyarakat kita telah mampu mengalahkan atau menggerus atau menggugurkan identitas pribadinya untuk bisa menyatu dengan lingkungan baru yang ia tinggali.

Namun sekarang, fenomenanya justru tidak seperti itu. Ada keinginan yang begitu kuat untuk tampil, tampak di permukaan, kondang dengan cara apapun. Baik dengan prestasi maupun dengan minus prestasi. Bagaimana caranya dimanapun berada untuk menampilkan diri. Semakin controversial semakin baik karena imbasnya sama, terkenal atau menjadi viral. Banyak istilah untuk menjembatani sikap individualistic sepertiitu, seperti : jadilah dirisendiri/be yourself, narsis, selfie, sosialita … Beberapa bagian idiom mengandung anjuran yang positif namun yang pasti, baik itu anjuran positif maupun negative akan memiliki dampak distorsi.Continue reading

MAIYAH MENCAHAYA menjadi NUUR bukan NAAR

Majlisgugurgunung:: Sebab setiap-tiap kita ini memanggul senjata api yang merasuk dalam diri sebagai nafas. Dan setiap hembusan nafas-nafas itu menegaskan hidup. Dan merasa hidup itu menegaskan identitas keberadaan diri. Maka ‘diri’ bisa menyemangati hidupnya dengan nafas yang menggelora dan memburu.
Setiap kali tanpa sadar aku dan kamu dengan MEMBARA mengumandangkan pekik-pekik yang MENGANDUNG API untuk MEMBAKAR semangat, seperti :KOBARKAN!!! Gelora, BUMBUNGKAN!!! cita-cita Api semacam inspirasi bawah sadar yang paling ideal untuk menggambarkan kebangkitan. Airku dan airmu MENDIDIH, Tanahku dan tanahmu TERBAKAR, Anginku dan anginmu MEMBURU.

Continue reading

Bungah Sumringah

Majlisgugurgunung:: 2 Juli · Majlis gugurgunung mendapat kebahagiaan silaturahmi malam tadi dengan kehadiran Mas Yudi Rohmad beserta istri. Beberapa saat kemudian sedulur gugurgunung dari berbagai sudut hadir dan menyemarakkan pertemuan. Makin malam lingkaran kebersamaan semakin intim dan sempat mendapatkan uraian2 yang membahagiakan. Alhamdulillah.
Malam ke 27 bulan suci Ramadhan 1437 H Majlis Gugur Gunung kembali nyangkruk di kediaman Mas Agus. Dan pertemuan kali ini sangat membahagiakan karena Majlis gugurgunung mendapat kebahagiaan silaturahmi dengan kehadiran Mas Yudi Rohmad beserta istri. Beberapa saat kemudian sedulur gugurgunung dari berbagai sudut hadir dan menyemarakkan pertemuan. Diawali dengan lantunan munajatan seperti biasa oleh Mas Jion, menjadi pembuka malam diskusi kali ini. Mas Dian menyampaikan mukadimmah tema diskusi “Hitam dan Putih” yang telah disiapkan sebelumnya. Dilanjut dengan sesi alam-alaman, kondho-takon.

Continue reading