Bulan lalu 27 Mei 2023 bertepatan dengan yaumul milad Mbah Nun yang ke 70, Majlis Gugurgunung melaksanakan Bedhol Kayon. Telah merumuskan beberapa hal pokok yang akan ditempuh untuk kegiatan keluwarga gugurgunung paling tidak sampai akhir tahun. Sebagian besar melanjutkan kegiatan yang ada. Sambil menganyam kegiatan kegiatan tersebut dengan dhawuh dhawuh terkini dari Marja’ Maiyah.
Juni 2023 ini merupakan “Buka-an” awal kegiatan Majlis Gugurgunung. Terinspirasi dari serial “Tadabur Al Fatihah” dari Mbah Nun, maka Majlis Gugurgunung terbangun rasa percaya diri untuk berupaya membangun kesadaran untuk mensinkronkan kegiatan keluwarga Gugurgunung ke depan dengan nilai nilai Tadabur Al Fatihah tersebut. Untuk menengarainya, sekaligus sebagai pembaharuan niyat, maka “Bukaan” kegiatan ini kami tetengeri dengan mengangkat tema Keluarga Al Fatihah.
Demikian :
Setiap orang dilahirkan dalam sebuah bangunan keluarga, ada yang lahir dari keluarga sehat dan tenteram dan ada pula yang lahir dari keluarga yang sedih dan berpolemik. Namun tetap saja seseorang lahir dengan latar belakang keluarga. Dengan demikian, sesungguhnya keluarga manusia bukan terbatas pada relasi bumi, justru keluarga utama manusia adalah sanak kadang dan handai taulan surgawi.
Pendapat tersebut hanya bisa diterima oleh orang yang percaya pada ajaran agama Samawi, yang meyakini bahwa manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT di-keluarga-kan dengan penghuni langit. Yang pada periode berikutnya ada momentum merantau dan melaksanakan tugas di sebuah tempat kerja yang bernama bumi. Di tempat kerja dan tempat rantau ini beliau bekerja dan beranak-turun. Namun ke mana perantau akan kembali mudik, adalah ke tempat paling asal. Keluarga induk sebagai muasal ia dilahirkan.
Keluarga sebagai pembuka
Alfatihah merupakan tujuh ayat yang juga sering disebut sebagai tujuh yang berulang dan juga dikenal sebagai induk Al-Quran. Maka, jika keluarga merupakan peristiwa yang terus berulang pada setiap jaman, dan dari keluarga pula peradaban dibuka, betapa pentingnya setiap keluarga melakukan sinkronisasi dengan Al Fatihah. Sehingga semakin terbuka kemungkinan peradaban baru muncul dengan pendaran cahaya yang terang benderang sebab setiap keluarga meletakkan Alfatihah sebagai poin-poin nilai yang terus menerus diterapkan.
Keluarga dan bersama
Seorang anak yang lahir dari keluarga berpolemik, dia akan menduga bahwa keluarga yang ia punya adalah keluarga terbaik, ayah terbaik, ibu terbaik, keluarga terbaik. Bahkan ada seorang anak di Filipina yang betapa takutnya kalau ibunya pulang, karena ia akan disiksa, namun sekaligus betapa ia rindu pada ibunya saat ibunya sedang bekerja. Anak ini bisa saja melarikan diri namun sebagai anak ia sangat rindu kehadiran seorang ibu. Ini mungkin kasus yang langka namun contoh keluarga berpolemik sepertinya akan banyak pula dimana-mana dengan kasus yang berbeda-beda. Ada peran ibu yang bermasalah, ada peran ayah yang terganggu, ada kondisi lingkungan yang toxic, ada pergaulan yang rentan penyelewengan. Sehingga ada anak yang memberontak, ada anak yang menderita, ada generasi yang tidak percaya keluarga, ada pemahaman bahwa jika di dunia perlu membangun ikatan, makan ikatan yang baik adalah yang tidak menyakiti namun menyenangkan, bersenang-senang, berhura-hura, bertabur kebahagiaan dengan merdeka.
Keluarga bukan hanya sekedar kumpulan apalagi gerombolan, keluarga memiliki ikatan yang lebih erat. Ada adab sebagai orang tua, ada adab sebagai anak. Keluarga adalah majelis ta’lim pertama bagi anak, juga akan terus tumbuh menjadi majelis tadris, majelis tafhim, majelis takrif, hingga majelis takhlis. Anak akan memiliki fase pertumbuhan pula, makna pergaulan dan keluarga yang ia pahami juga semakin luas tanpa mengesampingkan asal-usul. Rasa utama keluarga adalah ma’a (bersama), anggota keluarga saling mengambil peran berbeda-beda, namun rukuk dan sujud pada kiblat yang sama.
Bisakah kita serap kandungan Alfatihah sebagai landasan utama membangun keluarga? Bisakah keluarga melakukan sinkronisasi dengan Alfatihah? Bisakah keluarga dengan spirit Alfatihah menjadi pembuka yang baik dalam melahirkan generasi minim polemik kepada Allah SWT dan tajam dalam memandang dan sanggup mengkhalifahi kehidupan dunia yang berpolemik dan problematik.
…