Desa Purwa

Mukaddimah Maiyah Kalijagan edisi 6 April 2018 dengan tema “Desa Purwa”

Mukaddimah Maiyah Kalijagan edisi 6 April 2018

Wacana mengenai manusia tidak akan selesai sampai manusia diselesaikan oleh Allah. Namun yang perlu dipelajari manusia yakni asal-usulnya, sebagai penanda, pemetaan, penataan, perenungan dan sangu untuk berjalan di kesekarangan dan menuju masa depan. Dari asal-usulnya, manusia akan menemukan kesejatian hidupnya pula, yakni Allah sebagai desa wiwitan, Al Awwalu. Ya, dari desa, peradaban manusia mulai terbentuk oleh tatanan sistem yang telah Allah sabdakan dalam satu kata “Kun” di surat Yaasin.

Dari “Kun”nya Allah, bependarlah cahaya kehidupan, terciptanya makhluk-makhluk, tatanan jagad semesta dan segala ubo rampenya, termasuk desa. Khususnya desa, ada yang menarik untuk kita pelajari. Salah satunya mengenai pilar utamanya, yang pertama adalah spiritual. Kedua: pemikiran, jiwa, ideologi dan pranatan. Ketiganya yakni sandang, pangan, juga papan. Mengenai jalinan dan ikatannya, desa tidak bisa dilepaskan dari tiga subyek: Tuhan, Manusia dan Alam. Dari tiga pilar utama dan subyek jalinan tersebut ada tujuh hal yang tidak bisa kita pisahkan juga. Yakni i am, i feel, i think, i love, i speak, i see, dan i understand dalam konsep cahaya yang utuh dan manunggal. Dan desa yang utuh dan manunggal adalah desa di atas desa, desa yang tidak sekedar gemah ripah loh jinawi (baldatun thoyyibatun), lebih dari itu masyarakatnya mendapat pangapura dari Allah (Rabbun ghofur).

Desa sebagaimana konsep baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur dalam buku “Desa Purwa” disebutnya sebagai Paradesa. Secara linguistik, kata “paradesa” kemudian diadopsi menjadi kata “paradise”(di negara Inggris dan sekitarnya) dan “firdaus”(di negara Arab dan sekitarnya). Jika memang begitu, maka tak mengherankan kalau nuansa yang kita imajinasikan mengenai surga (paradise/firdaus) tidak jauh berbeda dengan nuansa paradesa. Banyak tanaman hidup didukung tanah yang subur, kondisi sandang, pangan dan papan yang makmur, serta masyarakat yang taat pada Sang Ada, Hyang Widi, Arrohman, Allah, Tuhan semesta raya.

Namun apakah hal itu masih bisa kita temukan di tengah penjajahan elit global, konspirasi global atas kapitalisme kerakusan fir’aun raja naga, namrud paman sam? Penggusuran desa demi kemaslahatan perut konglomerat unta, naga dan koboi? Sehingga penduduk paradesa agaknya kelimpungan dan lupa bahwa muasalnya adalah desa, paradesa, firdaus, paradise dan mereka harusnya nanti kembali ke sana. Ada pula masyarakat desa yang rela menyesatkan diri di belantara jalanan kota. Maka selebihnya mengenai desa mari kita diskusikan lebih mendalam, tenang dan mesra sebagaimana nuansa surga yang mengalir sungainya dan tumbuhnya banyak pepohonan dan hidup tentram bersama binatang. Mari pulang kepada keabadian desa sebagaimana tema Kalijagan April 2018, “Desa Purwa” adalah sebuah judul buku yang ditulis mas Agus Wibowo dan diterbitkan Maiyah Gugur Gunung Ungaran.

[Redaksi Kalijagan]

*Sumber: https://www.kalijagan.com/2018/04/02/desa-purwa/

Mendirikan Hidup Sejati (Tandur Kusumo Jati Wijoyo)

Bulan ini adalah pertemuan kembali setelah 2 periode gugurgunung tidak mengadakan majlisan rutin. Yakni bulan Februari dan Maret gugurgunung melebur bertepatan dengan tanggal 25 sebagai kegiatan rutin Gambang Syafaat. Demi memendam kerinduan yang mendalam, tidak tanggung-tanggung bulan ini gugurgunug menerbitkan 3 poster dengan judul dan tema yang sama hasil kreasi keluarga gugurgunung. Ini adalah impresi untuk berkontribusi dari beberapa pihak dengan menyumbangkan kreatifitas seninya untuk majlis. Seolah-olah 3 poster ini sebagai ganti 2 poster pada bulan sebelumnya yang memang tidak terbit.  Klik link berikut untuk melihat Poster mendirikan Hidup Sejati.

Apakah yang dimaksud dengankehidupan yang sejati?Apakahmaksud dari paham akan sejarah kehidupan itu sendiri atau sangkan paran kehidupan?

Ada beberapa komponen yang perlu ada dan dibina sebagai kesadaran antara lain:

  1. Kesadaran tentang siapa diri kita
  2. Kesadaran tentang asal kita (Sangkan/Minallah)
  3. Kesadaran tentang Tujuan kita (Paran/Ilallah)

Manusia yang paham akan asal dan tujuan.Continue reading

Kesemaraan Pembuatan Poster Majlis Gugurgunung April 2017

Bulan ini adalah pertemuan kembali setelah 2 periode gugurgunung tidak mengadakan majlisan rutin. Yakni bulan Februari dan Maret gugurgunung melebur bertepatan dengan tanggal 25 sebagai kegiatan rutin Gambang Syafaat. Demi memendam kerinduan yang mendalam, tidak tanggung-tanggung bulan ini gugurgunug menerbitkan 3 poster dengan judul dan tema yang sama hasil kreasi keluarga gugurgunung. Ini adalah impresi untuk berkontribusi dari beberapa pihak dengan menyumbangkan kreatifitas seninya untuk majlis. Seolah-olah 3 poster ini sebagai ganti 2 poster pada bulan sebelumnya yang memang tidak terbit.

17880690_1783533335298297_462556761067019187_o 17917214_1783532118631752_8108103400667494510_o 17523110_1783534131964884_3440598249998828930_n