Sejarah telah bersaksi,
Pada saat kelahiran Beliau :
- Semesta menyambut dengan Gembira akan datangnya Nabi akhir zaman. Sekaligus sebagai ijabah atas do’a Nabi Nabi sebelumnya.
- Ditemukan dan dibukanya kembali Sumur Zam Zam yang telah terkubur ratusan tahun oleh kabilah sebelumnya. Juga pengambil alihan pengelolaan Ka’bah dan Mekah, dengan pengelolaan yang lebih adil dan bijaksana oleh Sang Kakek Abdul Muthollib.
- Ka’bah kembali menjadi pusat tauhid dunia.
: Bukti bahwa telah datangnya solusi alternatif sebuah peradaban yang Rahmatan lil aaamiin.
juga kemudian,
- Berhala berhala runtuh.
- Api Majusi yang menyala ribuan tahun kemudian padam.
- Istana Kisra retak.
- Danau Sawa kering.
- Awal ditutupnya jalur sabotase oleh Iblis dan Jin atas informasi langit.
: Bukti bahwa peradaban jahiliyah klasik terguncang dari akarnya. Baik dibidang Spiritual, Kekuasaan dan kekuatan Global, Ekonomi, Sosial, dst.
Mengapa? Karena kehadiran Nabi ﷺ bukan hanya kelahiran seorang manusia, tetapi lahirnya resonansi baru: getar cahaya nubuwah yang menembus semesta, menyalakan harapan, sekaligus menjadi genderang kematian bagi kebatilan.
Sejarah telah terulang :
Hari ini, kita hidup di zaman jahiliyah modern :
- Berhala telah berubah wujud: bukan lagi batu dan patung, melainkan kekuasaan, harta, nafsu, simulacra, dan syahwat yang diagungkan.
- Penjajahan dan perbudakan di segala bidang
Namun jangan lupa, sehebat apapun jahiliyah, ia rapuh! Ia hanya menunggu dua hal:
- Runtuh oleh chaos dari dalam,
- Dihantam resonansi spirit Maulid Nabi ﷺ.
Di sinilah kita berdiri, sebagai pewaris estafet Basyiran wa Nadziran. Tugas kita bukan sekadar memperingati, tapi menghidupkan maulid sebagai Spirit dan Napas Peradaban Menjadi kabar gembira yang menghidupkan dunia dengan rahmat, ilmu, dan menjalankan titah janma, sekaligus menjadi peringatan keras yang mengguncang singgasana batil.
Maka mari kita terus berhimpun, agar majlis ini menjadi bagian dari akselerasi atau mempercepat runtuhnya jahiliyah modern, dan memberikan solusi alternatif berupa peradaban yang rahmatan lil ‘alamin.