MAWAS DIRI PADA SIANG
Ketika benderang mengungkap aneka benda dan munculah selaksa warna, sianglah menjadi petugas utamanya. Siang menganjurkan pandangan luas dan penuh keanekaan. Seiring dengan banyak yang terungkap semakin banyak pula pihak (yang terbiasa menggelapkan) merasa dirugikan.
Pergesekan kutub gelap dan terang pun terhampar sebagai tema utama. Pergesekan yang menimbulkan panas, membuat orang menjadi beringas, buas, mangas. Manusia mewarnai hari penuh warna dengan kegelapan demi kegelapan pula.
Setiap diungkap satu benda dengan cahaya agar terlihat warna, letak, dan bentuknya, agar jika ia berbahaya bisa disingkirkan dan jika ia bermanfaat bisa dinikmati bersama. Namun seiring itu pula selalu ada yang mencoba mengaburkannya karena ia hidup dan mengambil keuntungan dengan pengaburan benda-benda agar banyak sangka bahwa benda merupakan hakekat utama. Semakin terungkap keburukan semakin justru ingin menutupnya dengan kepalsuan berlapis-lapis. Ia perlu pengaburan itu agar gelap tetap disangka cahaya dan benda tetap disangka karib utama kehidupan baka. Siang mengajarkan keluhuran budi pekerti. Melihat segala hamparan dari atas dan pandai memetakan diri.
PETUAH SIANG UNTUK KEPALA
Kau mungkin tengah menyangka menjadi Kesatria
kau ingin tunjukkan pada seluruh dunia bahwa kau Pangeran Berkuda.
Kepalamu menyangka, kaulah
Yang berhak dicinta dan dipuja oleh deretan putri raja
Namun kau lupa!
Kuda yang kau tunggangi juga punya kepala
Sama seperti punyamu, namun
ia melayanimu membangun kegagahan
Sedang kaupun percaya bahwa kau gagah perkasa
Adalah hanya ringkik yang senantiasa tak bisa bersembunyi
Ia mentertawakan keringkihanmu
Agus Wibowo