Majlisgugurgunung:: Aywa : Kata Aywa sudah sangat tidak lazim didengar apalagi diucapkan. Kata sesungguhnya merupakan kata induk dari berbagai varian sapaan. Aywa adalah penggalan kata dari Rahayo : Rah – Ay – wa, Ra – Ha – Ywa. Rah adalah spirit atau kosmis atau jagat dan Aywa adalah keindahan. Maka Rahaywa secara sederaha bisa diartikan sebagai : “spirit keindahan”. Dari Rahaywa menjadi Rahayo ini kemudian berubah menjadi Rahayu.
HAyu : Sudah tidak lagi menjadi kata sapaan tapi sebagai kata sifat, yang berarti cantik, elok, indah, menggetarkan. Hal ini bersentuhan sebuah makna yang menyalurkan perasaan yang penuh gairah dan bersemangat.
Ayo : Kini menjadi kata ajakan. Kata ini bermula dari sebuah ungkapan salam atau sapa ketika mengalami perjumpaan. “Ayo” : berarti cantik, indah, elok. Kata tersebut dari kata “Aywa”. Perubahan “wa” menjadi “o” lazim terjadi dalam Bahasa Jawa. Misal ; Rwa menjadi Ro. Maka, ungkapan pertemuan “Ayo” seakan sedang menyampaikan pesan “selamat datang kepada hari yang penuh keelokan maka jadilah elok, kepada hari yang penuh dengan keindahan maka makin perindahlah, dan kepada hari yang begitu cantik maka jangan kau bersedih. Kata “Ayo” yang secara makna berfungsi sama hingga kini dan masih lazim digunakan yakni sebagai ungkapan untuk memberikan semangat atau dukungan.
Ava : Pendamping kasih sayang. Bukan lagi menjadi ucapan sapaan tapi kata sifat atau kata benda. Ava akan sangat bersambung ke “Eve”, “Avalon”, dan tentu saja “Hawa” sebagai induk kata. Kata “Ava” berhubungan secara bunyi kepada kata “Afwan”.
Aiwa : Aiwa akan ditemukan dalam Bahasa Arab yang berarti “Iya” atau “Oke”. Kalimat ini memiliki kedekatan pada pilihan kata yang memberikan nuansa “kesepakatan”. Kesepakatan adalah bentuk lain dari yang bisa digapai dari sebuah jalinan harmonis antar dua pihak atau lebih. Maka, meskipun jauh punggunaan dan arti katanya. Namun masih sangat dekat dalam hal nuansa. Aiwa ini masih erat kaitannya dengan “Aiva”, “Afwan, “Ahlan Wa Sahlan”.
Aiva : Adalah sebuah kata yang mengakar pada fenomena kicauan yang nyaring, merdu, dan indah, yang memberi gairah, semangat, dan kekuatan. Dalam Bahasa German “Aiva” lebih ditekankan artinya sebagai “Kekuatan”, “Gairah”. Dalam Bahasa latin arti Aiva ditekankan pada “Burung”. Dalam Bahasa Persia, Aiva lebih ditekankan pada makna : “Suara”, “Nyayian”, “Bunyi”. Aiva adalah kata yang berhubungan masih sangat dengan “Alofa”, “Aiwa” maupun “Aywa”.
Aloita : Adalah kata sapaan masyarakat Mentawai ketika berjumpa kepada yang lain. Aloita berarti ucapan salam resmi yang jika diartikan sederhana : Apa kabar. Namun Aloita sesungguhnya ungkapan yang tidak sekedar kalimat tanya “apa kabar?”. Namun ada muatan menyampaikan pengharapan kebaikan dan kasih sayang kepada pihak lain dan kepada diri sendiri. Aloita masih sangat dekat hubungan kata dengan “Ayo “, “Aloha”, “Aroha”, “Alofa”.
Aloha : Adalah kata sapaan dari Bahasa Polinesia atau mungkin lebih tepatnya Hawai. Kata Aloha masih sangat dekat hubungannya dengan “Aloita”.
Afwan: Kata yang berarti : Permisi. Tidak lagi menjadi ucapan sapa, namun tetap bernuansa konfirmasi dan kesepakatan dua pihak atau lebih. Kata yang dipilih untuk mendapatkan atensi.
Ahlan Wa Sahlan : Selamat datang, masih dipakai sebagai ucapan untuk menyambut kedatangan. Sebuah kata apresiasi untuk memperlihatkan atensi.
Hallo : Ini sangat popular digunakan sekarang, bahkan hampir bisa dipastikan semua bangsa mengenal kata ini dengan baik. Namun apakah arti kata “Hallo”?. Halo mulai popular pada tahun 1880 setelah penemuan telefon oleh Alexander Graham Bell. Kata hallo ia pilih sebagai saran kata paling singkat untuk menerima panggilan. Hallo disinyalir berasal dari Bahasa Tua Jerman : “hala”, “hola” artinya untuk mendapatkan. Nah, untuk mendapatkan apa? Silakan lihat persambungannya pada pemaparan “Afwan”. Kata “Halo” masih berhubungan dekat dengan kata : “Aloha”, “Holla”, “Aloita”. Masih banyak kata di dunia yang kita tidak menyangka ternyata berkerabat dekat. Seperti Ahoy, Amboy, Ahuru, Amboita, dlsb.