AKAR GALIH

Pertemuan saya dengan keluarga ini dimulai dari ajakan Alm. Pak Imam yang mengajak saya dan Pak Tri untuk berangkat ke Mocopat Syafaat bareng-bareng dengan dulur-dulur penggiat Gambang Syafaat. Diperjalanan itulah pertama kali saya berkenalan dengan Mas Roni, Amri, Jhoni, Wahid, Ibnu, dan lain-lain.

 

Diperjalanan menuju Mocopat syafaat ini kami mengobrol banyak hal. Salah satunya Wahid dan Amri yang bercerita kepada saya bahwa setiap malam minggu terakhir mereka melingkar di Ungaran.

 

Diperjumpaan kedua dengan Mas Amri, di warung wedang jahe geprek, sambil “nyrutup” wedang jahe Mas Amri kembali menceritakan tentang Majlis Gugurgunung, dan mengajak saya jika mau besok malam minggu di “ampiri” kerumah untuk berangkat bersama-sama.

 

Malam minggu itu tiba, Mas Amri dan Mas Ibnu “ngampiri” kerumah untuk bersama-sama melingkar sinau bareng ke ungaran. Sebatang rokok kami nyalakan dulu sebelum berangkat.

 

Sekitar 1 jam perjalanan kami tempuh. Sampailah kami di Taman bermain Qomaru Fuadi. Tempat yang baru bagi saya pribadi. Dari halaman tampak sepi. Amri dan Ibnu nampak santai, tapi saya clingak clinguk mencari dimana siau barengnya?

 

Tidak lama keluar seorang laki-laki yang nampak ramah. Amri dan Ibnu pun langsung menjabat tangan beliau, saya pun turut menjabatnya. Laki-laki itu tak lain dan tak bukan adalah Mas Agus Wibowo. Salah satu yang kami tuakan di keluarga ini. Beliau mempersilahkan kami masuk. Dan kami pun masuk. Dan benar saja di dalam sudah ada beberapa orang. Ada Mas Padmo, Pak Arifin, dan kami. Hehehe

 

Sinau bareng malam itu terkesan spesial, karena jamaah yang hadir kurang dari 10 orang. Rasanya seperti dirumah sendiri. Dekat, aman, nyaman, dan tenteram. Sekilas saya berkenalan, dan sinau bareng langsung dimulai dengan tawasulan dan pembacaan mukadimah, kemudian dilanjutkan diskusi.

 

Tak terasa keluarga ini sudah memasuki usia 1 windu (8 tahun). Harusnya banyak sekali pula yang saya tuliskan dalam tulisan ini. Tapi ternyata saya belum cukup mampu untuk itu. Yang pasti di sini saya banyak belajar bagaimana berpuasa dan bersodaqoh, yang ternyata 2 ayat tersebut penerapannya amat sangat luas untuk menjalani kehidupan ini.

 

”Lak yo wes podo anteng nang guo to? Podo tetep anteng nang guo-guo yo?”. Kurang lebih demikian pesan Mbah Nun kepada kami ketika kami salim kepada beliau dibelakang panggung Gambang Syafaat edisi bulan Mei 2017.

Nyuwun pangapunten, maturnuwun 🙏🙏

 

Arip Wibowo, Janma Undhagi Mayaloka Kawimudho. Anggota keluarga gugurgunung,

Facebooktwittertumblr
Posted in Windhu Sakinah.