majlisgugurgunung.com::Awal mula kehidupan dalam bahasa Jawa disebut sebagai awiting rah atau witrah yang kemungkinan menjadi berkorelasi pula dalam terminology Islam dengan Fitrah. Rah bukan hanya berarti ‘hidup’ namun juga ‘kehidupan’, ‘jagad’, ‘rahsa’ atau ‘rahasia’, ‘rasa’, ‘roh’.
Begitulah memang, setiap insan memiliki rahasia jiwa yang hanya dipahami sendiri olehnya dengan Tuhan sesembahannya. Meski demikian bukan berarti setiap insan sama sekali berbeda tanpa sedikitpun persamaan dalam hal kerahasiaan ini. Ada Kebijakan Tunggal yang tetap berlangsung sebagai pranatan utama. Jagad sebelum kehidupan insaniah pasti ada, namun menjadi rahasia masing-masing karena tak lagi bisa dijumpai, hanya bisa dirasakan.
Untuk merasakan memerlukan ketajaman membersihkan diri agar rasa yang rahasia itu bersambung dengan roh yang quds. Yang mampu memberi informasi tentang sesuatu hal lintas batas baik ruang waktu maupun layer kehidupan yang tak lagi bisa dijumpai secara jasadiah. Informasi dari Roh yang suci ini akan bersambung dengan jagad besar; jagad yang sedang berlangsung, jagad kehidupan sebelum, dan jagad kehidupan sesudah. Dengan mengetahui awiting rah, seberapapun pengetahuan berhasil diperoleh akan memberi nuansa pemahaman tentang bagaimana seharusnya memperlakukan hidup dan apa yang disiapkan dalam membekali diri guna menempuh perjalanan kembali.
Majlis gugur gunung sebisa mungkin akan mengangkat tema Awiting Rah pada 31 Oktober 2015 ini untuk mempelajari positioning , pengenalan identitas/diri, fungsi, dan prioritas kehidupan tanpa harus menganulir fungsi materi.