AQIDAH
Sebagai seorang Muslim sesungguhnya harus mencapai kedewasaan untuk memahami perbedaan dan menerima dengan kadar proporsional dalam menghadapi pertentangan. Muslim harus mengejawantahkan sikap pasrah ini dengan diukur oleh kehendak Allah swt bukan diukur pada kehendak atau bahkan seleranya sendiri. Setiap muslim perlu belajar untuk mengerti bahwa segala apa yang terhampar pada alam kehidupan adalah ilmu.
Setiap ilmu hanya setia kepada menjaga dan menyampaikan pesan yang telah dititahkan kepadanya. Dia tidak ragu dan tidak berubah meski akan dihindari ataupun dibenci. Karena setiap hal yang ditemui sesungguhnya adalah wajah Tuhan yang hendak meningkatkan mutu kesaksian dan kualitas ruhani seseorang. Tuhan tidak segan menciptakan pahit , getir atau pedas, karena Tuhan juga memberikan rasa ingin tahu, akal, pikiran, dan hati kepada ciptaanNya yang bernama manusia untuk mengetahui, menyibak, dan mengambil pelajaran dari apa yang ia ‘baca’.
Seseorang bisa membaca dengan alat baca dan aksara yang ia ketahui. Apa yang kita kenal sekarang sebagai agama sesungguhnya sering keliru dimaknai secara terburu-buru sebagai anutan, padahal baru alat baca. Orang bisa membaca dengan cara baca Hindu, Budha, Yahudi, Nasrani, Avestan, Shobiin untuk memperoleh kesaksiannya kepada Tuhan yang Maha Adil dan Maha Welas Asih. Maka seseorang akan menemukan level ketaqwaan berangkat dari aqidah yang ia pegang hasil dari kesaksiannya sendiri.
Agus Wibowo