NYUWUN JAWAH

Marja’ maiyah Syech Muhammad Nurshamad Kamba dalam tahun ini menyampaikan bulir-bulir bening ilmu yang bisa dinikmati kesegarannya bagi banyak pihak, bukan hanya kepada lingkup keluarga Maiyah saja namun juga kepada segmen sosial yang bisa jadi notabene belum cukup ‘basah’ dengan Maiyah.
Bisa dikatakan, bahwa buliran-buliran ilmu beliau laksana butir-butir kesegaran dari langit guna membasahi bumi. Buliran itu antara lain diterbitkannya “Sejarah Otentik Nabi Muhammad” yang merupakan kitab referensi penting dari tulisan Prof. Dr. Husein Mu’nis yang oleh beliau Syech Kamba telah disulih bahasakan ke Bahasa Indonesia. Kemudian juga sebelumnya, terbit pula tulisan beliau bersama Sudjiwo Tedjo dalam buku bertajuk “Tuhan Maha Asyik” dan yang paling bungsu adalah buku beliau  yang berjudul “Kids Zaman Now menemukan kembali Islam”. Bagi gugurgunung deretan tulisan-tulisan beliau sangat mengandungi muatan cinta, terlebih lagi salah satu buku pustaka gugurgunung berjudul “Desa Purwa” pun turut dihantar oleh dhawuh yang bijak dan mendalam oleh Syech Kamba.

Bulan ini, sebagai sedikit wujud cinta kami kepada Syech, kami ingin mengangkat tema berangkat dari buku-buku atau tulisan-tulisan beliau. Bahwa tulisan beliau tentu tidak akan cukup satu malam saja diurai dan diserap maka dipilihlah satu bab dalam buku “Kids Zaman Now …” yang berjudul “Mengajarkan kearifan dan kebijaksanaan”. Kami tetap tahu bahwa untuk satu tema ini saja tak bisa rampung disinaoni dalam semalam. Perjalanan untuk terus memahami kearifan dan kebijaksanaan ini akan terus berlanjut dalam setiap langkah kehidupan dalam pergantian siang malam dan pada putaran musim. Memang demikianlah sepertinya cara belajar, hujan semalam tak lantas menjadi jawaban kesuburan bagi keseluruhan sisa rentang masa. Akan tetapi harus ada guyuran hujan lagi dan lagi pada periode-periode hidup selanjutnya, sabab pasti akan mengalami kekeringan lagi dan kekerontangan kembali. Sebab itulah kami menempatkan diri bagai tanah kerontang yang sinau rindu untuk disapa kerinduan sang hujan yang menghantarkan basah. Nyuwun jawah melalui salah satunya buliran-buliran bening dalam tulisan Syech Kamba.

Dalam Bahasa Jawa disebut sebagai “Nyuwun Jawah” arti bebasnya adalah : “meminta hujan”. Bahwa tidak ada fenomena pertumbuhan di bumi tanpa melibatkan langit. Hal ini bisa diartikan secara jasadiah sebagai hujan yang harfiah yang kemudian menumbuhkan bebijian. Atau bisa juga dimaknai non harfiah bahwa uluran langit kepada bumi bisa berupa ilmu, keteladanan, utusan, pencerah, pemandhu, penuntun, ataupun pamomong.

Mukadimah Majlis gugurgunung,

Edisi Oktober 2018 “NYUWUN JAWAH”

Dimana Langit Dipijak, Disitu Bumi Dijunjung

Majlisgugurgunung:: Malam Minggu terakhir di bulan ini tanggal 24 september 2016 merupakan malam rutin untuk Majlis maiyah gugurgunung Ungaran berkumpul dalam acara Cangkruk Budidoyo. Bertempat di Taman Bermain Qomaru Fuady, Balongsari, Ungaran.

Tepat pukul 21.00 WIB Mas Dian sebagai moderator membacakan susunan acara. Dimulai dengan menyanyikan tembang Gugurgunung bersama seluruh jama’ah, lalu pembacaan al Fatihah dan wasilah untuk kanjeng Nabi Muhammad SAW, sahabat, aulia, leluhur, Bapak maiyah Muhammad Ainun Nadjib, serta untuk seluruh jama’ah yang dipimpin oleh Mas Tyo, dan dilanjutkan dengan pembacaan munajat maiyah yang dipimpin oleh Mas Jion. Lalu karena ada beberapa jama’ah yang baru pertama kali hadir maka dilakukan perkenalan terlebih dahulu untuk lebih meningkatkan kemesraan paseduluran.

Cangkruk Budidoyo Majlis Gugur Gunung

Cangkruk Budidoyo Majlis Gugur Gunung

Usai jama’ah membaca buletin bulanan yang telah dibagikan, dimana berisikan reportase bulan lalu dan mukadimmah edisi bulan ini kemudian ditambahkan sedikit oleh Mas Mufid dari maiyah Bahurekso Kendal; Continue reading

MAIYAH MENCAHAYA menjadi NUUR bukan NAAR

Majlisgugurgunung:: Sebab setiap-tiap kita ini memanggul senjata api yang merasuk dalam diri sebagai nafas. Dan setiap hembusan nafas-nafas itu menegaskan hidup. Dan merasa hidup itu menegaskan identitas keberadaan diri. Maka ‘diri’ bisa menyemangati hidupnya dengan nafas yang menggelora dan memburu.
Setiap kali tanpa sadar aku dan kamu dengan MEMBARA mengumandangkan pekik-pekik yang MENGANDUNG API untuk MEMBAKAR semangat, seperti :KOBARKAN!!! Gelora, BUMBUNGKAN!!! cita-cita Api semacam inspirasi bawah sadar yang paling ideal untuk menggambarkan kebangkitan. Airku dan airmu MENDIDIH, Tanahku dan tanahmu TERBAKAR, Anginku dan anginmu MEMBURU.

Continue reading

ANGKATAN BERSENJATA

Majlisgugurgunung:: Tak sadarkah engkau bahwa sesungguhnya kamu adalah prajurit, kamu tanpa sadar menjadi bagian dari anggota pasukan Angkatan Bersenjata. Entah bagian dari Angkatan Laut, Angkatan Darat, Atau Angkatan Udara. Nah ada lagi satu Angkatan yang rahasia. Tapi hari ini bersamaan dengan tulisan ini, Angkatan rahasia itu tidak lagi menjadi rahasia. Angkatan itu adalah Angkatan Api. Semua angkatan bersenjata itu pasti punya senjata dari Laut hingga udara punya senjata Api.
Laut itu Air, itu darahmu.
Darat itu Tanah, itu daging tulangmu.
Udara itu ya Udara atau Angin. Ia Nyawamu.
Dan api adalah Nafasmu. Nafsu. Diri.

Continue reading