MAWAS DIRI PADA SIANG

MAWAS DIRI PADA SIANG - 16 Juni 2017

MAWAS DIRI PADA SIANG

Ketika benderang mengungkap aneka benda dan munculah selaksa warna, sianglah menjadi petugas utamanya. Siang menganjurkan pandangan luas dan penuh keanekaan. Seiring dengan banyak yang terungkap semakin banyak pula pihak (yang terbiasa menggelapkan) merasa dirugikan.
Pergesekan kutub gelap dan terang pun terhampar sebagai tema utama. Pergesekan yang menimbulkan panas, membuat orang menjadi beringas, buas, mangas. Manusia mewarnai hari penuh warna dengan kegelapan demi kegelapan pula.
Setiap diungkap satu benda dengan cahaya agar terlihat warna, letak, dan bentuknya, agar jika ia berbahaya bisa disingkirkan dan jika ia bermanfaat bisa dinikmati bersama. Namun seiring itu pula selalu ada yang mencoba mengaburkannya karena ia hidup dan mengambil keuntungan dengan pengaburan benda-benda agar banyak sangka bahwa benda merupakan hakekat utama. Semakin terungkap keburukan semakin justru ingin menutupnya dengan kepalsuan berlapis-lapis. Ia perlu pengaburan itu agar gelap tetap disangka cahaya dan benda tetap disangka karib utama kehidupan baka. Siang mengajarkan keluhuran budi pekerti. Melihat segala hamparan dari atas dan pandai memetakan diri.

                  PETUAH SIANG UNTUK KEPALA

                  Kau mungkin tengah menyangka menjadi Kesatria

                  kau ingin tunjukkan pada seluruh dunia bahwa kau Pangeran Berkuda.

                  Kepalamu menyangka, kaulah

                  Yang berhak dicinta dan dipuja oleh deretan putri raja

                  Namun kau lupa!

                  Kuda yang kau tunggangi juga punya kepala

                  Sama seperti punyamu, namun

                   ia melayanimu membangun kegagahan

                  Sedang kaupun percaya bahwa kau gagah perkasa

                  Adalah hanya ringkik yang senantiasa tak bisa bersembunyi

                  Ia mentertawakan keringkihanmu

 

Agus Wibowo

Facebooktwittertumblr
Posted in Kembang Gunung.